banner 728x250

Harga BBM Dipermainkan di Sumatra, FKBI Desak Pertamina Sikat Habis Pelaku Distorsi!

Ilustrasi. (Foto dok RRI)

ABnnews – Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI), Tulus Abadi, menyoroti adanya oknum yang mengganggu kelancaran distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) pascabanjir di Sumatra. Tulus mendesak Pertamina dan pemerintah daerah untuk segera menertibkan pihak-pihak yang mendistorsi distribusi tersebut.

Menurut Tulus, ulah oknum ini menyebabkan harga BBM menjadi lebih mahal, merugikan masyarakat di tengah situasi bencana.

“Bahkan PT Pertamina, Pemda, dan lain-lain harus mengupayakan penertiban oknum tertentu yang mendistorsi distribusi BBM, sehingga menyebabkan harga BBM lebih mahal,” kata Tulus dikutip Antara, Rabu (3/12/2025).

Ia menegaskan, keberadaan BBM dan gas elpiji (LPG) sangat mendesak untuk transportasi dan kebutuhan domestik. Distribusi energi harus dijaga ketat agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mengambil keuntungan.

Mantan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) 2020-2025 ini juga mengimbau masyarakat untuk tidak memperparah situasi dengan penimbunan.

“Masyarakat juga sebaiknya membeli BBM dalam jumlah yang wajar, jangan menimbun agar konsumen yang lain bisa membeli BBM juga,” ujarnya.

Di sisi lain, Tulus Abadi memberikan apresiasi tinggi terhadap percepatan rekonstruksi infrastruktur listrik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero), yang diklaim telah mencapai 99 persen pemulihan.

Pemulihan jaringan listrik dinilai sangat krusial untuk menunjang kebutuhan dasar masyarakat serta sarana vital seperti rumah sakit, SPBU, telekomunikasi, dan sarana ibadah.

Tulus menyebut pekerjaan rekonstruksi jaringan listrik di tengah kondisi bencana bukanlah hal mudah karena berkaitan langsung dengan aspek keamanan dan keselamatan. Ia menegaskan, percepatan pemulihan infrastruktur listrik dan energi merupakan langkah strategis yang harus terus dijaga agar masyarakat segera kembali beraktivitas normal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *