banner 728x250

Ketum APKLI-P: WARKOBI Usung Ritel Modern Berbasis Komunitas, Solusi Lapangan Kerja Bagi Lulusan SMA

Ketua Umum APKLI-P, dr. Ali Mahsun, Atmo.BioMed., berfoto bersama Kepala Dinas PPK dan UKM DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo. (Foto: istimewa)

ABNnews — Ritel modern berbasis komunitas diproyeksi menjadi jawaban atas kebutuhan lapangan kerja bagi generasi muda dan upaya penguatan ekonomi kerakyatan di ibukota.

Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia Perjuangan (APKLI-P) bekerja sama dengan Dinas PPK dan UKM DKI serta sejumlah BUMD menginisiasi ritel modern berbasis komunitas yang diberi nama WARKOBI (Warung Kelontong Betawi/Warung Kelontong Buatan Indonesia).

Inisiasi itu merupakan respons dari Gerakan Pasar Rakyat, Revitalisasi, dan Integrasi PKL–UMKM yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, di Pasar Santa, Jakarta pada 22 Juli 2025 lalu.

Ketua Umum APKLI-P, dr. Ali Mahsun, Atmo.BioMed., dalam pertemuan dengan Kepala Dinas PPK dan UKM DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, di Jakarta, Jumat (28/11), mengatakan, WARKOBI berkonsep ritel modern yang tetap mempertahankan basis ekonomi rakyat.

“WARKOBI dirancang sebagai etalase usaha yang ramah bagi lulusan SMK/SMA dan generasi milenial gen Z. Ini bukan sekadar toko, melainkan ekosistem ekonomi yang menggabungkan tata kelola profesional, digitalisasi, dan semangat komunitas,” terang Ali Mahsun.

Rencana Grand Opening Januari 2026
Ia mengatakan, rencananya WARKOBI dijadwalkan akan diluncurkan pada Januari 2026 dan diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, dengan sinergi dan kolaborasi dari APKLI-P, Dinas PPK dan UKM DKI, PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Dharma Jaya, Bank Jakarta dan Perumda Pasar Jaya.

Dukungan teknologi dan model tata kelola modern diharapkan mampu meningkatkan daya saing warung tradisional unggul hadapi ritel modern tanpa menghapuskan identitas lokal.

Lebih jauh ia menjelaskan, WARKOBI punya target sangat spektakuler. Yakni tersebar di seluruh Jakarta. Skemanya, setiap satu RW bisa memiliki tiga WARKOB. Jika terealisasi di total 2.748 RW yang ada di DKI Jakarta, maka akan 8 hingga10 ribu WARKOBI.

“Skala ini mampu membuka ruang usaha dan kesempatan kerja signifikan untuk pelaku usaha muda, milenial gen Z” kata dr. Ali Mahsun ATMO.

Dukungan Pemerintah Daerah
Terkait itu, Kepala Dinas PPK dan UKM DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo memastikan pihaknya akan mendukung penuh program WARKOBI. Menurutnya, WARKOBI dapat menjadi jembatan antara pasar tradisional dan kebutuhan lapangan kerja bagi lulusan sekolah menengah.

“Kami berharap WARKOBI menjadi etalase usaha yang konkret untuk lulusan SMK/SMA dan milenial gen Z di Jakarta. Sebelum peluncuran resmi, kita juga akan bersilaturahmi dengan Asisten Perekonomian Sekda DKI, Ibu Suharini Eliawati, untuk finalisasi program,” ujar Elisabeth yang didampingi Sekretaris Dinas dan Kepala Suku Dinas PPK dan UKM wilayah se-DKI.

Model ekonomi komunitas
Konsep WARKOBI menempatkan pelaku lokal—PKL dan pemilik warung—sebagai aktor utama yang mendapat akses pembinaan, pembiayaan mikro, serta teknologi digital untuk manajemen persediaan, pemasaran, dan pencatatan keuangan. Selain itu, keterlibatan BUMD diharapkan dapat memperkuat rantai pasok, distribusi, dan brand lokal sehingga nilai tambah tetap dinikmati masyarakat setempat.

Tantangan masih ada, seperti kebutuhan pelatihan intensif, akses modal, dan sinkronisasi regulasi di tingkat RW hingga provinsi. Namun dengan sinergi antara APKLI-P, pemerintah daerah, BUMD, dan pihak swasta, WARKOBI dipandang sebagai langkah  genuin untuk memodernkan ekonomi rakyat tanpa menghilangkan basis komunitas dan karakter ekonomi rakyat.

Jika berjalan sesuai rencana, WARKOBI bukan hanya akan menghidupkan kembali warung kelontong tradisional, tetapi juga menjadi laboratorium usaha bagi generasi muda yang ingin memulai bisnis ritel dengan dukungan struktur dan jejaring yang kuat.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *