ABNnews – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) menggandeng PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) untuk memperkuat pengembangan ekosistem biomassa berbasis masyarakat melalui koperasi.
Kolaborasi ini ditegaskan lewat penandatanganan nota kesepahaman (MoU), yang dinilai menjadi momentum penting dalam mendorong energi bersih sekaligus membuka peluang ekonomi di tingkat desa.
Deputi Bidang Pengawasan Koperasi Kemenkop, Herbert HO Siagian, mengatakan kerja sama ini menempatkan koperasi sebagai motor penggerak rantai pasok biomassa nasional. Koperasi dinilai berpotensi besar menjadi agregator bahan baku biomassa yang diproduksi masyarakat, terutama di wilayah desa dan kelurahan.
“Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekosistem energi terbarukan di Indonesia sebagai bagian transisi energi bersih,” ujar Herbert dalam keterangannya, Jumat (21/11).
Herbert menjelaskan, biomassa selama ini menjadi salah satu kebutuhan utama PLN EPI. Dukungan koperasi, terutama Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih yang tersebar hingga pelosok Indonesia, diyakini dapat menjaga pasokan biomassa tetap stabil dan berkelanjutan.
Lebih jauh, Herbert menegaskan biomassa bukan hanya tentang energi, tapi juga peluang penghasilan bagi masyarakat. Kopdes/Kel Merah Putih dapat menggerakkan anggotanya untuk mengumpulkan limbah atau bahan baku biomassa agar mencapai volume agregat yang dapat disuplai ke PLN EPI.
“Dengan cara ini, Kopdes/Kel Merah Putih bisa mendorong terciptanya lapangan kerja baru secara berkelanjutan. Masyarakat bukan hanya berkontribusi pada energi bersih, tapi juga memperoleh pendapatan tambahan,” jelasnya.
Herbert berharap uji coba (piloting) kerja sama antara koperasi dan PLN EPI bisa segera dimulai sebelum pergantian tahun. Jika berjalan lancar, ekosistem biomassa masyarakat dinilai dapat menjadi model nasional dalam pasokan energi terbarukan.
Sementara itu, Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menegaskan kesiapan PLN EPI membangun rantai pasok biomassa secara berkelanjutan.
“Komitmen ini memberikan dasar kuat bagi terbentuknya suplai biomassa yang terstruktur, berkelanjutan, dan memiliki nilai tambah nyata bagi masyarakat,” kata Hokkop.
Ia mengatakan keberlanjutan pasokan biomassa dapat menekan ketergantungan pembangkit listrik pada energi fosil dan sekaligus mendorong substitusi ke bahan bakar ramah lingkungan.
