banner 728x250

AirNav Indonesia Siap Layani Kenaikan Penerbangan Nataru 2025/2026

Direktur Utama AirNav Indonesia Capt. Avirianto Suratno dalam konferensi pers Kesiapan AirNav Indonesia Menyambut Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). (Foto: istimewa)

ABNnews — AirNav Indonesia memastikan kesiapan penuh dalam menghadapi periode Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Pada periode kali ini, arus pergerakan pesawat diproyeksikan mencapai 76.972 pergerakan penerbangan selama 18 hari layanan khusus, atau naik sekitar 3,5% dibanding Nataru tahun sebelumnya.

”Puncak arus libur Nataru tahun ini diperkirakan terjadi 19–20 Desember 2025. Kemudian puncak arus balik diprediksi pada 3–4 Januari 2026. Selama masa itu, intensitas penerbangan harian pada seluruh bandara diperkirakan mencapai 4.300 hingga mendekati 5.000 pergerakan pesawat,” jelas Direktur Utama AirNav Indonesia Capt. Avirianto Suratno kepada wartawan, dalam konferensi pers Kesiapan AirNav Indonesia Menyambut Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di Bandung, Rabu, 12 November 2025.

Avirianto Suratno menyatakan, menghadapi masa angkutan Nataru kali ini AirNav Indonesia telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, di antarnaya adalah dengan mengoptimalisasikan peran Indonesia Network Management Center (INMC) untuk mengintegrasikan pengawasan dan koordinasi layanan di seluruh wilayah kerja AirNav Indonesia selama 24 jam penuh.

”Selain itu, tentunya kami juga memastikan kesiapan personel, peralatan, dan prosedur operasi, serta penguatan koordinasi pengaturan lalu lintas udara secara internal dengan semua kantor cabang. Termasuk koordinasi operasional secara terpadu lintas-stakeholder,” imbuhnya.

Secara lebih rinci, Direktur Operasi AirNav Indonesia Setio Anggoro menambahkan, INMC adalah pusat orkestrasi alur lalu lintas udara nasional yang dikelola AirNav Indonesia. ”Melalui monitoring secara real-time, kami dapat menyesuaikan rute, kapasitas, dan urutan keberangkatan secara cepat ketika terjadi lonjakan atau perubahan kondisi lapangan,” papar Setio.

Ditambahkannnya, beberapa langkah operasional yang disiapkan antara lain dengan melakukan penyesuaian kapasitas ruang udara (Airspace Capacity Setting), pengurutan (sequencing)  keberangkatan dan kedatangan, koordinasi slot dan jam operasional bandara, serta penggunaan jalur udara alternatif (re-routing).

“Tujuan akhirnya sederhana, yaitu penumpang dapat berangkat dan tiba dengan lebih lancar. Efisiensi dicapai, keselamatan tetap nomor satu,” tegasnya.

Pada kesempata yang sama, Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Capt. Nurcahyo Utomo, menegaskan bahwa yang menjadi prioritas dari seluruh upaya yang dilakukan AirNav Indonesia untuk mengawal pelaksanaan angkutan penerbangan adalah dengan tetap menjaga standar keselamatan.

“Setiap perubahan operasional tetap melalui safety risk assessment. Kecepatan boleh meningkat, tapi keselamatan tidak bisa dikompromikan,” tegas Capt. Nurcahyo.

Dipaparkannya, AirNav juga meningkatkan pengawasan terhadap faktor risiko seperti cuaca ekstrem, abu vulkanik, balon udara dan layang-layang liar, serta satwa liar di sekitar bandara. Selain itu, keamanan siber diperkuat melalui Security Operation Center (SOC) dan CSIRT yang siaga selama 24 jam setiap harinya, termasuk berbagi informasi ancaman dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).

“AirNav Indonesia memastikan seluruh layanan navigasi di 302 unit pelayanan dari Sabang hingga Merauke berada dalam kondisi siaga penuh untuk mendukung kelancaran perjalanan masyarakat. Intinya, ruang udara dijaga, sistem dijaga, dan manusia di dalamnya juga dijaga,” pungkasnya.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *