ABNnews – Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio atau Hensat memaparkan hasil survei terbaru KedaiKOPI yang menunjukkan bahwa generasi milenial menjadi kelompok terbesar yang mendukung Presiden ke-2 RI, Soeharto, untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Dalam siaran langsung di kanal YouTube miliknya, Sabtu (8/11/2025), Hensat mengatakan bahwa 451 responden dari kelompok usia 29–44 tahun (milenial) menyatakan dukungan agar Soeharto diangkat sebagai pahlawan nasional. Angka ini menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
“Generasi milenial menjadi yang paling banyak mendukung Soeharto sebagai pahlawan nasional,” ujar Hensat.
Dalam survei tersebut, dukungan dari Gen Z (17–28 tahun) tercatat sebanyak 147 orang, kemudian Gen X (45–60 tahun) sebanyak 381 orang. Jika dijumlahkan keseluruhan, 80,7% responden menyatakan setuju Soeharto menjadi pahlawan nasional.
Sementara itu, kelompok yang menyatakan tidak mendukung juga datang dari tiga generasi. Penolakan terbesar tetap berasal dari milenial sebanyak 75 responden, disusul Gen X sebanyak 73 orang dan Gen Z sebanyak 43 orang.
Alasan dukungan:
* 78% menilai Soeharto berhasil mewujudkan swasembada pangan
* 77,9% menganggap Soeharto berhasil membangun infrastruktur
* 63,2% menyebut Soeharto membuat sekolah dan kebutuhan pokok lebih terjangkau
* 59,1% mendukung karena stabilitas politik di era Orde Baru
‘
Alasan penolakan:
* 88% menilai Soeharto lekat dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
* 82,7% menilai Soeharto membatasi kebebasan pers dan berekspresi
* 79,6% menilai Soeharto terlibat pelanggaran HAM
* 61,3% menilai adanya intimidasi dalam peristiwa-peristiwa kontroversial
Hensat menilai, pemerintah perlu mempertimbangkan seluruh perspektif publik sebelum mengambil keputusan.
“Ini adalah isu besar dalam sejarah Indonesia. Pemerintah perlu melihat alasan yang mendukung dan yang menolak, bukan sekadar angka mayoritas,” kata Hensat.
Survei KedaiKOPI dilakukan pada 5–7 November 2025 dengan metode Computerized Assisted Self Interview (CASI) dan melibatkan 1.231 responden berusia 17–60 tahun di seluruh Indonesia.













