banner 728x250

Tawuran Pelajar di Jabodetabek Januari Hingga Okober 2025 Sebabkan 5 Tewas dan 29 Orang Luka-luka

Ilustrasi tawuran. (Foto: istimewa)

ABNnews — Aksi tawuran antar pelajar di wilayah Jabodetabek marak dan sudah meresahkan warga. Para pelaku tak segan-segan melukai korbannya dengan senjata tajam. Selain luka-luka korban tawuran juga ada yang meregang nyawa.

Polda Metro Jaya mencatat, selama Januari hingga Oktober 2025, setidaknya 5 korban tewas dan lebih dari 29 korban luka-luka akibat tawuran (baik antar pelajar maupun antar kelompok).

Pihak kepolisian, termasuk Polres jajaran di bawah Polda Metro Jaya, terus melakukan patroli dan penindakan untuk mengatasi maraknya kasus tawuran ini.

Penyebab Tawuran

Aksi tawuran pelajar disinyalir terjadi lantaran kontrol diri lemah atau buruk. Dikutip dari Liputan6.com, kontrol diri mengarah pada ketidakstabilan emosi.

Hal ini mengarah pada emosi mudah marah, frustrasi, dan kurang peka terhadap lingkungan sosialnya.

Sememntara penyebab lain ditengarai akibat krisis identias, rivalitas antar sekolah, pengawasan kurang, ketegasan sekolah dan pemerintah, pengaruh media, tempat tinggal atau lingkungan, da pengaruh gengsi

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, menilai fenomena tawuran pelajar yang semakin marak belakangan tak bisa lagi dianggap sebagai bentuk kenakalan remaja biasa.

Ia menegaskan, aksi kekerasan pelajar dengan senjata tajam merupakan cerminan dari krisis identitas, lemahnya kontrol diri, dan tekanan lingkungan sosial yang kuat.

Menurut Devie, banyak remaja menjadikan tawuran sebagai ajang unjuk diri, sebuah ‘panggung identitas’ untuk menunjukkan keberanian dan meraih pengakuan dari teman sebaya. Tidak jarang, tawuran juga digunakan sebagai pelampiasan emosi akibat tekanan akademik maupun masalah keluarga.

“Sorak-sorai teman justru menjadi bensin yang membakar konflik. Anak yang mundur dari tawuran sering dicap pengecut. Akhirnya, gengsi mengalahkan logika,” ujar Devie, saat dihubungi Poskota, Minggu, 28 September 2025.

Nadzar Lendi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *