ABNnews — Kawulo Alit Desak Presiden Prabowo Panggil Jaksa Agung Tangkap Aparat Pajak dan Bea Cukai Nyeleweng. Demikian disampaikan Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI) dr Ali Mahsun ATMO, M. Biomed dalam keterangan tertulis yang diterima ABNnews, Senin (03/11).
Ali Mahsun mengemukakan hal tersebut merespon pernyataan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa usai melakukan pertemuan tertutup dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin.
Disebutkan, selama ini aparat pajak dan bea cukai yang nyeleweng dilindungi kejaksaan dengan tujuan menjaga stabilitas pendapatan negara. Agar tidak mengganggu target penerimaan pajak dan bea cukai yang telah ditetapkan.
Ketua Umum Asosiasi PKL di Indonesia ini mengatakan, apa yang disampaikan Menkeu Purbaya merupakan kenyataan yang sangat memiluhkan dan mensasat hati Ibu Pertiwi. Realitas kebobrokan tata kelola perpajakan dan bea cukai di Kementerian Keuangan selama ini.
Lebih dari itu, lanjut Ketua Umum Bakornas LKMI PB HMI 1995-1998 dan Sekretaris Lembaga Sosial Mabarot PBNU 2000-2005 ini, sudah puluhan tahun menjadi biang bobroknya tata kelola penerimaan negara ini. Dan akibatkan potensi pendapatan pajak dan bea cukai Indonesia loss sebesar Rp2000-2500 triliun per tahun. Menjadi determinator tax ratio tidak beranjak naik 9-10%.
Dokter ahli kekebalan tubuh ini melanjutkan, ketika sektor perpajakan dan bea cukai bersih dari mafia dan penyelewengan, juga tata kelola kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, serta tanggul Indonesia utuh, APBN/APBD bersih, efisien dan efektif, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia 8% per tahun bahkan dua digit di atas 10% ada di depan mata.
“Kenapa? Karena penerimaan negara bisa bertambah sebesar Rp 2000-2500 triliun per tahun,” paparnya.
Untuk itu, lanjut Ali Mahsun, atas nama kawulo alit, atas nama pelaku ekonomi rakyat kecil PKL UMKM dan generasi penerus bangsa, selaku Presiden KAI, kami mendesak Presiden Prabowo Subianto panggil Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk segera tangkap aparat pajak dan bea cukai yang nyeleweng, serta umumkan ke masyarakat.
“Saatnya tiba Indonesia cuci piring dan menyapu halaman nusantara gapai negara maju, adil, makmur dan adidaya 2045. Waktunya datang memasuki era baru, era keadilan Indonesia. Kita mampu asal mau mewujudkannya karena segala syarat dan prasyaratnya ada di negeri ini,” pungkas Presiden KERIS ini.
Nadzar Lendi













