ABNnews — Mikroplastik kini tidak hanya ditemukan di laut atau makanan, tetapi juga di air hujan. Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa partikel plastik berukuran sangat kecil itu telah terbawa angin dan turun bersama air hujan di wilayah Jakarta.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI saat ini masih berkoordinasi dengan BRIN dan instansi terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut.
“Memang ada temuan dari studi BRIN yang menyebutkan hujan kita mengandung mikroplastik. Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendalami hasil riset itu,” kata Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi
Ia menjelaskan, berdasarkan laporan awal, paparan mikroplastik tersebut bersifat lokal, terutama di wilayah perkotaan padat seperti DKI Jakarta yang memiliki tingkat pencemaran tinggi dan penggunaan bahan plastik dalam keseharian yang masif. “Temuan ini masih terbatas di DKI Jakarta, yang memang memiliki sumber sampah plastik cukup tinggi,” katanya.
Ia menegaskan, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa setiap kejadian hujan akan selalu mengandung mikroplastik. Namun, kata dia seperti dikutip dari detikhealth, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan karena paparan jangka panjang berpotensi memengaruhi kesehatan lingkungan dan manusia.
“Artinya, ini bukan berarti setiap hujan berikutnya pasti mengandung mikroplastik, tetapi menjadi peringatan agar kita lebih berhati-hati,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipatif, Kemenkes menyarankan masyarakat menghindari aktivitas langsung di bawah hujan, juga tidak langsung beraktivitas pasca hujan mereda.
Ia juga menekankan pentingnya menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dalam periode waktu tersebut.
“Salah satu langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah menggunakan masker. Bila tidak mendesak, sebaiknya hindari beraktivitas di luar ruangan saat hujan,” lanjut dr Nadia.
Kemenkes juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah plastik yang lebih baik, mengingat sumber mikroplastik umumnya berasal dari limbah plastik yang terurai di lingkungan dan terbawa aliran udara hingga mencemari atmosfer.
dr Nadia memastikan, Kemenkes akan terus berkoordinasi dengan BRIN, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan lembaga terkait lainnya untuk memetakan tingkat paparan mikroplastik di udara dan air hujan, sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai dampaknya terhadap kesehatan.
“Kami akan terus komunikasi dengan BRIN dan pihak terkait agar bisa memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi masyarakat,” katanya.
Menurut dr Nadia, temuan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran publik terhadap bahaya sampah plastik dan pentingnya mengurangi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.













