ABNnews – Suasana haru dan bahagia menyelimuti Minahasa, Sulawesi Utara. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyaksikan langsung desa-desa yang akhirnya bersinar berkat listrik.
Bahlil menegaskan, lampu-lampu yang menyala di rumah-rumah panggung itu bukan sekadar cahaya, melainkan simbol hadirnya negara di sudut paling terpencil.
“Masih ada sekitar sebelas atau dua belas desa di Sulawesi Utara yang belum ada listriknya. Saya mau semuanya selesai tahun 2026. Desember harus sudah selesai,” ujar Bahlil dengan nada tegas, Rabu (29/10).
Pidato Bahlil menggugah! Ia bicara tentang nasionalisme yang harus tumbuh dari kesetiaan di perbatasan.
“Jangan sampai daerah-daerah yang berbatasan dengan negara lain merasa tidak diurus. Ini bukan hanya soal listrik, tapi soal kedaulatan negara,” lanjutnya.
Bahlil kemudian bercerita tentang medan perang yang ia temui, termasuk perjalanan empat jam penuh tantangan ke Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Di wilayah itu, Bahlil menemukan listrik hanya mengandalkan pembangkit kecil 500 kWh! Ia langsung memberi instruksi keras: kapasitas wajib dinaikkan menjadi 1 megawatt.
“Kalau mau bangun, jangan tanggung-tanggung,” tegasnya.
Program pemasangan listrik gratis yang dikerjakan KESDM bersama PT PLN (Persero) ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Merdeka dari Kegelapan. Pemerintah menargetkan seluruh desa terpencil mendapatkan akses energi yang adil.
Di tengah pidatonya, Bahlil flashback ke masa kecilnya tanpa listrik, di mana papan tulis masih menggunakan kapur.
“Saya tidak bisa bayangkan anak-anak di kota belajar dengan teknologi, sementara anak-anak di pelosok masih gelap,” kata Bahlil.
Ia mengingatkan pesan Presiden Prabowo Subianto agar semua anak Indonesia mendapat akses pendidikan dan teknologi yang sama.
“Tujuannya sederhana, agar nanti mereka yang sukses tidak lupa dengan rakyat yang masih susah,” kata Bahlil.
“Mungkin anak-anak dari 5.700 desa dan 4.400 dusun yang belum berlistrik ini, dua puluh atau tiga puluh tahun lagi akan jadi presiden, menteri, atau gubernur,” pungkasnya.













