banner 728x250

DPR Dukung Menkeu Purbaya Sikat Habis Mafia Impor Tekstil

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia. (Foto: istimewa)

ABNnews —  Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia mendukung langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam upaya memberantas mafia impor tekstil ilegal demi menyelamatkan industri tekstil lokal.

Dia menilai langkah Purbaya memberantas mafia impor tekstil dan pakaian bekas akan berdampak kepada nasib pekerja dan masa depan industri tekstil nasional.

“Sudah terlalu lama mafia impor ini dibiarkan dan dampaknya terasa langsung oleh para pekerja dan industri tekstil nasional, karenanya langkah Menkeu ini harus kita dukung bersama untuk menyelamatkan nasib industri tekstil nasional kita,” kata Chusnunia di Jakarta, Senin.

Dia pun sependapat dengan penilaian Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) yang menilai impor ilegal semacam ini mengganggu rantai pasok industri yang selama ini terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Sebelumnya APSyFI juga mengungkapkan dugaan maraknya praktik impor ilegal berpotensi merugikan negara hingga Rp54 triliun per tahun dan menyebabkan puluhan perusahaan gulung tikar dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sejak 2022 hingga kini.

“Kita terus mendorong Direktorat Jenderal Bea Cukai dapat memperkuat sistem pengawasan dan memperbaiki prosedur penerimaan barang impor dari pelabuhan,” kata dia.

Dengan adanya perbaikan, dia mengatakan bahwa kontribusi sektor tekstil terhadap PDB masih mendekati satu persen dan menyerap lebih dari tiga juta tenaga kerja, bila merujuk kepada data Kementerian Perindustrian

Industri tekstil, menurut dia, juga merupakan sektor padat karya yang menyerap jutaan pekerja meski masih menghadapi tantangan seperti ketergantungan pada bahan baku impor dan daya saing di pasar domestik.

“Artinya, dengan kebijakan yang berpihak, sektor ini dapat menjadi tulang punggung reindustrialisasi nasional yang berdampak pada masa depan industri tekstil nasional kita,” katanya.

Selain itu, dia seperti dilansir antaranews, juga menilai industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia masih memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan global.

Meski demikian harus diakui bahwa menyebut tekanan barang impor selama 15 tahun terakhir membuat industri TPT dalam negeri kehilangan ruang untuk berinovasi.

“Akibatnya, Indonesia tertinggal dalam pengembangan teknologi dan produk baru dibanding Vietnam karenanya langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengamankan pasar domestik dari hulu hingga hilir agar industri bisa pulih sambil memperbaiki rantai pasok yang terganggu oleh praktik impor dumping dan impor ilegal,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *