banner 728x250

Olahraga yang Cocok untuk Orang Obesitas, Durasinya Tidak Perlu Lama Tapi Rutin

Ilustrasi. (Foto: istimewa)

ABNnews –Mengatur pola makan tidak cukup menurunkan berat badan saat obesitas. Olahraga juga penting dilakukan untuk membakar kalori. Sayangnya, kondisi tubuh yang terlalu gemuk kerap menyulitkan untuk bergerak intens.

Bagi orang yang mengalami obesitas, olahraga sering terasa berat, bahkan menakutkan. Ada yang khawatir sendi akan nyeri, lutut terasa sakit, atau justru cedera.

Namun menurut menurut Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes, dr. Waluyo Dwi Cahyono, SpPD-KEMD, FINASIM, olahraga tetap penting dan sangat dianjurkan, asal dilakukan dengan cara yang tepat.

Tak perlu lari atau olahraga intens, cukup aktivitas ringan seperti jalan di tempat atau bersepeda statis, asalkan ritmik dan rutin, manfaatnya akan terasa.

dr. Waluyo dalam acara Health Talk by Halodoc Peluncuran Klinik Digital Halofit, di Jakarta Pusat, Rabu (15/10) lalu mengatakan, prinsip utama olahraga bagi orang dengan obesitas adalah ritmik atau berkelanjutan.

Artinya, kata dia seperti dikutip dari kumparan, aktivitas fisik dilakukan secara stabil, tanpa terlalu sering berhenti atau melambat. “15 menit itu sih cukup. Jogging, jalan, boleh. Tapi bukan jalan-jalan. Kalau jalan-jalan kan sebentar berhenti, sebentar berhenti gitu kan ya,” ucapnya.

Selain itu, latihan beban ringan sangat direkomendasikan terutama bagi mereka yang sudah mengalami komplikasi pada sendi seperti lutut.

Meskipun hanya 15 menit, jika dilakukan secara rutin, olahraga tetap memberi dampak signifikan bagi kesehatan. Idealnya, olahraga dilakukan setiap hari, namun minimal tiga kali seminggu pun sudah baik sebagai langkah awal. “Kalau kita bisa lakukan tiap hari lebih bagus, tapi minimal seminggu tiga kali,” ungkapnya.

Selain membantu menurunkan berat badan, olahraga teratur juga berperan besar dalam mengontrol gula darah, tekanan darah, kolesterol, serta mengurangi risiko komplikasi metabolik lainnya seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *