ABNnews – PT Pertamina (Persero) lewat anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) kini makin canggih. Perusahaan energi plat merah itu resmi memanfaatkan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk mengelola ribuan sumur minyak di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.
Teknologi ini dijalankan lewat Digital & Innovation Center (DICE), fasilitas digital yang menjadi pusat kendali seluruh aktivitas operasional hulu migas — mulai dari pengeboran, lifting, hingga distribusi minyak.
“DICE membantu mengintegrasikan data ribuan sumur agar bisa diolah cepat dan akurat dengan AI,” kata Operation Head Subsurface Development & Planning Zona Rokan, Mochamad Taufan, saat kunjungan media di Rumbai, Kamis (16/10/2025).
Taufan menjelaskan, digitalisasi dan pemanfaatan AI membuat pengelolaan WK Rokan jauh lebih efisien.
“Dengan bantuan AI, kami bisa menahan laju penurunan produksi dari 11% per tahun jadi nol persen sebelum alih kelola,” ungkapnya.
Fasilitas DICE dilengkapi 66 layar digital yang menampilkan data real-time, mulai dari jadwal pengeboran, pengawasan peralatan, hingga pergerakan minyak di lapangan.
“Semua data ini digunakan manajemen PHR untuk pengambilan keputusan,” jelasnya.
WK Rokan punya luas wilayah 6.400 km² dengan 12.600 sumur aktif, 35 stasiun pengumpul, serta 13.200 km jaringan pipa.
“Kalau dibentangkan, panjang pipa itu bisa tiga kali jarak Sabang–Merauke,” ujar Taufan.
Setiap tahun, lebih dari 500 sumur pengembangan dibor di WK Rokan atau lebih dari separuh total pengeboran nasional.
Pemanfaatan AI di Rokan menjadi bagian dari program Optimization Upstream (OPTIMUS) milik Subholding Upstream Pertamina. Program ini ditargetkan bisa menghemat biaya operasional hingga USD 46 juta (sekitar Rp 762 miliar) pada akhir 2025.
Selain efisiensi, OPTIMUS juga mendorong budaya kerja baru berbasis kolaborasi, digitalisasi, dan optimalisasi proses.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyebut WK Rokan menjadi salah satu tulang punggung energi nasional.
“Rokan menyumbang sekitar 26% produksi minyak nasional. Pertamina terus menjaga produksi demi ketahanan energi Indonesia,” ujarnya.
Pertamina juga menegaskan komitmennya terhadap net zero emission 2060 dengan mengintegrasikan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance) dalam seluruh lini bisnisnya.