banner 728x250

Xpose Uncensored Trans7 Menarasikan Pesantren Secara Keliru, JKSN: Berpotensi Menimbulkan Fitnah

JKSN kecam tayangan televisi yang dinilai menyudutkan pesantren. (Foto: istimewa)

ABNnews — Tayangan Xpose Uncensored Trans7 terus dibanjiri kecaman keras dari berbagai kalangan. Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) menilai tayangan tersebut menyudutkan pesantren karena memuat narasi keliru dan berpotensi menimbulkan fitnah massal.

Ketua Umum JKSN, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA. dalam keterangan yang dikutip pada Rabu (15/10) mengatakan, konten tayangan tersebut menggambarkan pesantren secara keliru dan penuh generalisasi negatif.

“Tuduhan tentang penindasan dan kehidupan primitif jelas tidak berdasar, bahkan menyinggung marwah para kiai dan santri yang telah berkontribusi besar untuk negeri ini,” kata Kyai Asep.

Kyai Asep yang juga putra Pahlawan Nasional KH. Abdul Chalim itu menilai pesantren justru merupakan benteng peradaban dan moral bangsa, tempat lahirnya tokoh besar serta ulama pejuang kemerdekaan yang turut membentuk fondasi kebangsaan Indonesia.

“Ayah saya pahlawan nasional, saya sendiri mendapat Bintang Mahaputra. Artinya apa? Para kiai juga punya kontribusi maksimal dalam pembangunan bangsa dan negara,” ujar Kiai Asep.

Ia menambahkan saat ini jutaan santri menimba ilmu di pesantren dan menjadi bagian dari generasi penerus bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

“Lebih dari 4 juta santri di seluruh Indonesia menimba ilmu agama, akhlak, dan keterampilan hidup di pesantren. Mereka bukan generasi tertinggal, tapi generasi pembawa peradaban. Jadi sangat keliru jika pesantren digambarkan negatif oleh media nasional sekelas Trans7,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) JKSN, Ghofirin, menyampaikan pihaknya akan mengambil langkah konkret untuk melindungi kehormatan pesantren.

“Kami mendesak Trans7 untuk segera menarik konten tersebut dan menggantinya dengan siaran yang lebih adil dan berimbang. Permintaan maaf terbuka di media nasional juga wajib dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral,” kata Ghofirin.

Selain itu, Ghofirin menyebut JKSN menuntut agar penanggung jawab program diberi sanksi tegas.

“Ketum JKSN sudah membuat pernyataan terbuka bahwa JKSN menuntut penanggung jawab program diberi sanksi tegas oleh manajemen Trans7. Apabila tidak dilakukan, maka dikhawatirkan ada dugaan bahwa penayangan yang menyesatkan tersebut atas perintah pemilik atau komisaris utama Trans Media,” ucapnya.

Melalui pernyataan tersebut, JKSN mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya insan media, untuk menjaga harmoni bangsa melalui narasi yang mendidik, membangun, dan menghormati nilai-nilai luhur pesantren.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *