ABNnews – Langkah bersejarah diambil oleh PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI). Anak usaha PLN ini resmi melakukan rebranding dari Biomassa menjadi Bioenergi.
Perubahan ini bukan sekadar ganti nama, melainkan pergeseran paradigma total. PLN EPI kini menegaskan posisinya sebagai penjaga rantai pasok bioenergi nasional dan pionir transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menjelaskan bahwa rebranding ini lahir dari kebutuhan untuk memperluas cakupan kerja.
“Rebranding dari biomassa ke bioenergi cukup strategis. Biomassa selama ini dikonotasikan dengan limbah dan deforestasi. Dengan nama baru, kita ingin menegaskan bahwa cita-cita kita bukan hanya mengumpulkan limbah dan membakarnya, tetapi mengeksplorasi potensi bioenergi yang jauh lebih luas seperti biogas, hidrogen hijau, hingga kemitraan dengan desa dan industri,” ujar Rakhmad di Jakarta, Selasa (7/10).
PLN EPI tak main-main. Mereka menargetkan pengembangan ekosistem pasokan bioenergi yang berkelanjutan (sustainable). Data roadmap menunjukkan, pada tahun 2030 PLN EPI berkomitmen:
* Memasok hingga 10 juta ton biomassa.
* Menyediakan 2.957 BBTU biogas.
* Mendorong dedieselisasi 16,2 mega watt (MW) di berbagai daerah.
Total kontribusi ini diproyeksikan mereduksi emisi hingga 12–14 juta ton CO₂eq, yang setara 3–4 persen target ENDC (Enhanced Nationally Determined Contribution) sektor ketenagalistrikan 2030.
Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menambahkan bahwa semangat baru ini muncul dari evaluasi capaian. Selama ini, pasar bioenergi sangat luas, misalnya pelet kayu yang di luar negeri digunakan untuk pemanas rumah tangga dan industri kuliner.
“PLN EPI telah memasok hingga 1,6 juta ton biomassa, jumlah terbesar di antara korporasi sejenis. Namun untuk melangkah lebih jauh, kita butuh rebranding agar semangat baru tumbuh,” kata Hokkop.
Ia menekankan bahwa bioenergi bukan hanya soal limbah, tapi energi hijau yang bersih, modern, dan siap pakai.
“Dengan cara pandang baru, bioenergi harus diposisikan sejajar dengan batu bara dan gas, bukan sekadar limbah,” tegas Hokkop.
Melalui rebranding ini, PLN EPI memposisikan diri sebagai penggerak solusi energi hijau, memperkuat rantai pasok, teknologi, dan inovasi. Langkah ini sekaligus mempertegas peran strategis PLN EPI dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional.
“Potensinya luar biasa. Jika ekosistemnya dipersiapkan dengan baik, angka 10 juta ton pasokan bioenergi bukan mustahil tercapai,” pungkasnya.