banner 728x250

Dituding Bikin Mesin Rusak, Pertamax Green Malah Laris! Ini Data Penjualannya

Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

ABNnews — Di tengah beredarnya isu miring soal campuran etanol pada bahan bakar minyak (BBM), PT Pertamina Patra Niaga justru mencatat lonjakan signifikan dalam penjualan Pertamax Green di wilayah Jawa Tengah.

Area Manager Communication, Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah–DIY, Taufik Kurniawan, menegaskan bahwa isu negatif soal etanol tidak berdasar dan justru menyesatkan.

Ia menjelaskan, etanol merupakan bahan campuran BBM yang sudah digunakan secara luas di berbagai negara maju, termasuk Brasil, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

“Etanol ini juga digunakan di Brazil, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Tujuannya untuk menekan emisi gas buang agar lebih ramah lingkungan,” ujar Taufik di Semarang, Selasa (7/10).

Etanol sendiri dihasilkan dari fermentasi bahan nabati seperti tebu, jagung, atau singkong, yang kemudian diolah menjadi molase — bahan pendukung BBM yang membantu pembakaran lebih sempurna.

Menurut Taufik, Pertamax Green mengandung 5 persen etanol, sementara produk BBM lain memiliki kadar yang jauh lebih rendah.

“Dengan campuran etanol 5 persen, pembakarannya jadi lebih bersih, tidak merusak logam dan karet, serta membuat mesin bekerja lebih efisien,” jelasnya.

Meski sempat diterpa isu bahwa etanol bisa merusak mesin, data penjualan justru membuktikan sebaliknya. Antusiasme masyarakat terhadap Pertamax Green terus meningkat tajam.

Pertamina mencatat sudah ada 14 SPBU di Jawa Tengah yang menjual Pertamax Green, dengan total realisasi penjualan mencapai 348 kilo liter atau 228 persen dari target tahun 2025.

“Target awal hanya delapan outlet saja, tapi respons masyarakat luar biasa. Kami akan terus menambah outlet dan volume penjualan sesuai permintaan,” kata Taufik.

Untuk wilayah Jawa Tengah, empat outlet berada di Kota Semarang, sementara Kendal, Batang, dan Tegal masing-masing memiliki satu outlet. Ada pula tambahan satu SPBU di rest area tol Brebes.

Wilayah Semarang, Kendal, dan Batang tercatat mendominasi penjualan dengan total 248 kilo liter, sedangkan rata-rata penjualan harian di Semarang mencapai 7.000–8.000 liter per hari.

“Pertumbuhan penjualan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap Pertamax Green. Produk ini bukan hanya lebih ramah lingkungan, tapi juga terbukti aman dan efisien bagi kendaraan,” tutup Taufik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *