banner 728x250

BRIN Ungkap Dentuman Keras Cirebon Merupakan Gelombang Kejut Meteor yang Jatuh ke Laut

Viral penampakan meteor jatuh. (Foto: capture)

ABNnews — Dentuman yang terdengar di wilayah Kabupaten Kuningan hingga Kabupaten Cirebon, Minggu (05/10) malam, bukan disebabkan meteor bertumbukan dengan bumi.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Thomas Djamaluddinp memastikan bahwa dentuman tersebut adalah shockwave atau gelombang kejut dari meteor berukuran sekitar 3 hingga 5 meter yang terdeteksi pukul 18.39 WIB dan jatuh ke laut.

“Kesaksian mulai dari Tasik, Kuningan, hingga Cirebon menunjukkan meteor cukup besar yang menimbulkan gelombang kejut berupa suara dentuman,” kata Thomas seperti dikutip dari detikinet, Senin (06/10).

Gelombang kejut meteor ini terdengar di banyak wilayah, mulai Kuningan, Cirebon, hingga laporan warga Tegal dan Pekalongan. “Kalau gelombang kejut pesawat, itu hanya lokal. Kalau ini terdengar luas,” tambah Thomas.

Menurutnya, meteor kemungkinan jatuh di laut sehingga tidak menimbulkan kebakaran di darat. Berdasarkan perbandingan kasus meteor di Rusia (2013) dan Boni (2008), Thomas memperkirakan meteor di Cirebon berukuran 3-5 meter.

“Kalau di Rusia 2013 itu 17 meter sampai merusak bangunan. Di Boni 2008 sekitar 10 meter. Di Cirebon ini saya taksir ukurannya 3-5 meter,” ungkapnya.

Fenomena meteor besar kata Thomas jarang terjadi. Dia menepis anggapan bahwa ini bagian dari hujan meteor. “Hujan meteor itu ukurannya seperti pasir dan habis di atmosfer. Kalau yang kemarin ukurannya cukup besar,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *