banner 728x250

Ekspor Nonmigas Indonesia ‘Pecah Telur’, Tembus 72 persen Lebih, Ternyata Sektor Ini Jadi Pahlawan Utama

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Kemenperin)

ABNnews – Sektor industri pengolahan nonmigas Indonesia benar-benar jadi penyelamat di tengah gejolak ekonomi global! Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini mencatat kinerja fantastis pada Agustus 2025.

Industri nonmigas sukses menyumbang 72,55% dari total ekspor nasional, dengan nilai ekspor mencapai US$13,22 miliar. Angka ini sungguh menggila.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, langsung angkat bicara di Jakarta, Sabtu (4/10). “Capaian ini menunjukkan industri pengolahan nonmigas memiliki peran strategis dalam menjaga kinerja ekspor sekaligus memperkuat struktur ekonomi nasional,” tegasnya.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), ekspor industri nonmigas di Agustus 2025 naik 7,91%! Secara kumulatif, total ekspor Januari-Agustus 2025 sudah menyentuh US$104,43 miliar, berkontribusi 71,32% terhadap total ekspor nasional.

Jagoan di balik lonjakan ini adalah sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), yang mencatatkan pertumbuhan 6,70% (yoy). Sektor ini membuktikan diri sebagai motor penggerak ekonomi.

Sri Bimo Pratomo, Sekretaris Ditjen IKFT Kemenperin, mengatakan capaian tersebut adalah bukti nyata penguatan struktur industri dan dukungan kebijakan yang konsisten.

“Sektor IKFT telah berkontribusi sebesar 3,82% terhadap PDB nasional, menunjukkan peran strategis sektor ini dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Bimo.

Bahan Galian Hingga Alas Kaki Comeback Dahsyat!

Kinerja IKFT makin kuat berkat subsektor-subsektor yang pertumbuhannya melonjak drastis:
* Industri Bahan Galian Non Logam: Mencatat kenaikan tertinggi sebesar 10,07% pada triwulan II 2025, bangkit dari keterpurukan 1,68% di triwulan I.

* Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional: Pertumbuhan melompat signifikan hingga 9,39%.

* Industri Kulit, Barang Kulit, dan Alas Kaki: Naik kencang menjadi 8,31%.


Bahkan, data BPS menunjukkan ekspor alas kaki (HS 64) mencapai US$5,16 miliar (tumbuh 11,89%) dan ekspor tekstil (HS 50-63) mencapai US$8,01 miliar! Secara total, gabungan keduanya menembus US$13,17 miliar! Produk kimia (HS 38) juga memberi sumbangan US$6,12 miliar.

Kinerja moncer ini sejalan dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2025 yang menunjukkan manufaktur masih berada di zona ekspansi (53,02 poin).

Demi menjaga momentum ini, Kemenperin berkomitmen penuh mendorong kebijakan hilirisasi (khususnya industri kimia) dan substitusi impor.

Menteri Perindustrian menekankan, langkah strategis ini bertujuan mencapai peningkatan nilai tambah dan kemandirian industri nasional.

“Pemerintah tidak hanya memperluas basis ekspor, namun juga memperkuat ketahanan pasokan bahan baku dalam negeri,” tutupnya.

Komitmen ini diiringi kerja sama internasional untuk membuka akses pasar global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *