ABNnews – Kabar duka datang dari Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bunga Rahmawati (17), siswi kelas XII SMK 1 Cihampelas, meninggal dunia usai mengalami muntah hebat yang mirip gejala keracunan.
Bunga tutup usia pada Selasa (30/9/2025), sepekan setelah ikut menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sebelumnya memicu keracunan massal di Cipongkor. Saat kejadian Rabu (24/9), lebih dari 100 siswa sempat tumbang.
“Pas kejadian Rabu kan di sekolahnya ada yang keracunan, almarhumah ini biasa aja. Dia malah cerita dapat sampai dua porsi,” ujar paman Bunga, Nanang (53), ditemui di rumah duka, Rabu (1/10).
Kondisi Mendadak Drop
Setelah sempat belajar di rumah pasca-keracunan massal, Bunga kembali ke sekolah pada Senin (29/9). Siangnya ia pulang lebih cepat, malamnya mulai mengeluh pusing hingga mual.
“Dini hari muntah terus-terusan. Hari itu juga enggak ke sekolah,” kata Nanang.
Saat ditemukan adiknya sepulang sekolah, kondisi Bunga sudah lemas tak berdaya. Keluarga bergegas membawa ke RSUD Cililin, namun nyawanya tak tertolong di perjalanan.
“Saya feeling di jalan sudah enggak ada. Sampai RSUD dicek dokter, ternyata betul sudah meninggal,” tuturnya.
Meski sempat ditawari autopsi, keluarga menolak. Mereka memilih menganggap kepergian Bunga sebagai musibah.
“Banyak yang datang, dari RT, dari Polres, sampai katanya ada utusan Jakarta. Tapi kami menolak autopsi,” kata Nanang.
Jenazah Bunga dikebumikan Rabu pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
Dinkes Bantah Terkait MBG
Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N Sukandar, menegaskan kematian Bunga tidak terkait MBG. Alasannya, gejala muncul lebih dari 2×24 jam setelah konsumsi.
“Kejadian meninggalnya pasien bukan akibat MBG, karena gejala baru muncul setelah lebih dari 2×24 jam,” ujar Lia.
Ia menambahkan Bunga memiliki riwayat penyakit lambung. Pada Senin sempat pusing lalu minum obat warung, esoknya kondisinya drop hingga meninggal.
Meski begitu, Lia tidak menampik bahwa Bunga memang ikut menyantap MBG saat keracunan massal terjadi.
