banner 728x250
Hikmah  

Menggapai Iradah

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

ABNnews – “Allah Menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak Menghendaki kesukaran bagimu.“ (QS. Al-Baqarah: 185)

Tak ada bencana yang terus menerus terjadi, disetiap kesulitan ada jeda, disetiap kebuntuan ada pertolongan. Yang sakit tidak selamanya sakit ada sembuhnya. Mereka yang terkena PHK tak selamanya tak memiliki pekerjaan, yang susah tidak selamanya susah pasti datang saat yang menggembirakan..

Setiap orang pasti menginginkan atau mencita-citakan sesuatu. Namun cita-cita itu tak akan terlepas dari iradah, izin dan takdir dari Allah. Manakala Allah berkehendak (iradah) tak ada yang tak mungkin terjadi.

Sesuatu yang Dia kehendaki, tidak seorangpun mampu menahan kehendak-Nya. ”Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun (jadilah)”, maka jadilah ia.” (QS An-Nahl: 40)

Iradah adalah sifat wajib bagi Allah yang berarti Maha Berkehendak. Segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya, dan tidak ada yang bisa menghalangi kehendak-Nya. Iradah Kauniyah: Iradah yang berkaitan dengan segala sesuatu yang terjadi (baik atau buruk) di alam semesta, dan semuanya terjadi sesuai kehendak Allah.

Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, bagi orang-orang beriman ketika mengalami kebuntuan dan kepedihan meyakini masih ada tempat mencari perlindungan, memohon pertolongan mendapatkan jalan keluar dari kesulitan kepada Allah.

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap” (QS Alam Nasyrah :5-8).

Untuk mendapatkan iradah dalam Islam, kita harus meyakini dan menerima Iradah Allah SWT sebagai kehendak-Nya, yang artinya segala sesuatu yang terjadi di dunia adalah atas kehendak-Nya.

Kemudian, kita mengikutinya dengan melakukan perbuatan yang sesuai dengan Iradah Syar’iyah (kehendak Allah yang dicintai dan diperintahkan), serta meningkatkan kualitas ibadah untuk mencapai kondisi ihsan, yaitu fokus dan istiqomah dalam menjalankan perintah Allah.

Selain itu, untuk menggapai iradah, berusaha keras untuk mengikuti dan menjalankan segala perintah Allah (Iradah Syar’iyah) dan menjauhi larangan-Nya, karena hal itulah yang dicintai oleh Allah, fokus dan Istiqoma.

Latih diri untuk fokus pada tujuan dan tetap istiqomah dalam menjalankan ibadah. Saatnya mengubah amalan yang hanya berupa rupa menjadi amalan hakiki, naik dari Islam ke iman, lalu ke ihsan (beribadah seolah-olah melihat Allah).

Tentu saja kita berusaha untuk membuka hati agar menerima kebenaran (Islam), karena Allah akan membukakan dada seseorang untuk menerima cahaya kebenaran jika Dia menghendaki kebaikan baginya.
Dengan memahami dan mempraktikkan konsep iradah ini, seorang muslim akan lebih tenang, berserah diri kepada Allah, dan terus berupaya untuk meraih keridaan-Nya. Wallohua’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *