ABNnews – PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina, terus menunjukkan performa positif sepanjang semester I-2025. Komitmen menjaga keandalan operasional di seluruh lini bisnis membuat Pertagas jadi salah satu tulang punggung energi nasional.
Sebagai pengelola infrastruktur vital, Pertagas berperan dalam transportasi gas dan minyak bumi, regasifikasi LNG, pemrosesan LPG, hingga memastikan kebutuhan energi masyarakat tetap aman.
Direktur Utama Pertagas Indra P. Sembiring menegaskan keandalan infrastruktur jadi fondasi penting untuk mendukung swasembada energi.
“Pertagas terus bergerak maju menjadi perusahaan infrastruktur energi terintegrasi berkelas dunia. Saat ini kami mengoperasikan 2.713 km pipa gas bumi dan 605 km pipa minyak bumi yang terkoneksi dengan jaringan Subholding Gas Pertamina,” kata Indra, Selasa (16/9/2025).
Indra juga menekankan aspek keselamatan sebagai prioritas utama. Komitmen ini membuahkan hasil dengan diraihnya predikat Safety Bintang 5 dan empat penghargaan di ajang Indonesia Safety Excellence Award (ISEA) 2025.
Direktur Teknik dan Operasi Pertagas, Agung Indri Pramantyo, menyebut volume transportasi energi terus meningkat. Pada semester I-2025, Pertagas mencatat penyaluran sekitar 290 ribu MMSCF gas dan 31 juta barel minyak.
“Kinerja ini salah satunya ditopang keberadaan Pipa Minyak Rokan sepanjang 343 km yang sejak 2022 jadi urat nadi distribusi minyak dari Blok Rokan, salah satu penghasil minyak terbesar di Indonesia,” jelas Agung.
Selain memastikan pasokan energi terjaga, kehadiran Pipa Rokan juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga program CSR.
Direktur Komersial Pertagas Ryrien Marisa menambahkan, infrastruktur terintegrasi Pertagas kini melayani 71 pelanggan industri, lebih dari 17 ribu UMKM, serta 270 ribu rumah tangga di seluruh Indonesia.
“Pertagas menjadi tulang punggung energi nasional, dari listrik, pupuk, petrokimia, hingga jaringan gas kota,” jelas Ryrien.
Anak usaha Pertagas pun tak kalah moncer. Perta Samtan Gas mencatat produksi sekitar 62 ribu ton LPG, sementara Perta Arun Gas merealisasikan regasifikasi LNG sebesar 26 ribu BBTU untuk menopang kebutuhan energi sektor listrik dan pupuk di Sumatera.
Dengan capaian tersebut, Pertagas menegaskan perannya tak hanya sebagai penjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga sebagai motor pembangunan dengan dampak berganda: penerimaan negara terjaga, industri tetap berproduksi, dan masyarakat ikut merasakan manfaat ekonomi.