ABNnews — Pidato dari seorang Gen Z bernama Avishkar Raut dinilai sebagai sumber yang membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat Nepal. Raut berpidato dengan judul “Kita Adalah Api” saat menghadiri acara tahunan sekolah pada Maret 2025. Pidato itu kemudian viral pada akhir Agustus 2025.
Avishkar Raut, yang kini dijuluki “Jai Nepal” dalam pidatonya menyuarakan perlawanan ketidakadilan dari pemerintah Nepal yang korup.
“Hari ini saya berdiri di sini, berdiri di sini dengan impian membangun Nepal yang baru, dengan api harapan dan semangat yang membara dalam diri saya. Namun hati saya terasa berat karena impian ini tampaknya mulai sirna. Bangkit dan bersinarlah, masa depan kekaisaran yang akan datang ini,” kata Raut, dikutip NDTV.
Dia lalu menyinggung ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan korupsi yang merajalela di Nepal. “Nepal, ibu pertiwi kami, negara ini telah melahirkan dan membesarkan kami. Tapi apa yang dimintanya sebagai balasan? Hanya kejujuran, kerja keras, dan kontribusi kami,” kata dia.
“Tapi apa yang kami lakukan? Kami terbelenggu oleh rantai pengangguran, melihat peluang yang luas. Kami terjebak permainan partai politik yang egois. Korupsi telah tumbuh subur dalam jaring yang memadamkan cahaya masa depan kami,” tambah Raut.
Di hadapan teman-temannya dan para guru, Raut mendesak mereka untuk bangkit. Kelompok muda, lanjut dia, adalah pembawa obor perubahan.
“Kalau bukan kalian yang bersuara, siapa lagi? Kalau bukan kalian yang membangun bangsa ini, siapa lagi? Kami adalah api yang akan membakar habis kegelapan,” kata Raut
“Kami adalah badai yang akan menyapu bersih ketidakadilan dan membawa kemakmuran. Kita adalah apinya, kita akan membakar habis setiap keputusasaan,” kata dia dengan berapi-api.
Sebelum menutup pidato, Raut mengutip kata-kata mantan Raja Nepal Birendra yang menyebut meski jiwa mati, negara akan tetap hidup. Dia lantas meminta teman-teman untuk memaknai dan menyimpan pesan ini.
Raut menegaskan kembali kelompok muda tak boleh kehilangan Nepal dan harapan membawa perubahan. “Nepal milik kita dan masa depannya ada di tangan kita,” tutupnya.
Menurut laporan News9live, Avishkar Raut adalah siswa SMA di Holy Bell English Secondary School atau yang lebih dikenal dengan nama Everlasting Imperial Institute.
Dalam dalam dua pekan terakhir, gelombang demonstrasi membara di Nepal. Warga memprotes pemerintahan yang korup dan meminta perdana menteri hingga orang-orang yang terlibat di dalamnya mundur dari kursi kekuasaan.
Pada Selasa (09/09), para demonstran membakar gedung Dewan Perwakilan Rakyat, markas besar Partai Kongres Nepal, dan rumah mantan perdana menteri Sher Bahadur Deuba. Rumah beberapa politisi lainnya juga telah dirusak. Massa mengincar para menteri dan pejabat negara.
Hampir 200 orang diyakini terluka dalam bentrokan dengan polisi. Aparat menggunakan gas air mata, meriam air, dan peluru tajam saat para pengunjuk rasa. Imbasnya, 22 orang dilaporkan tewas dalam demonstrasi yang membakar Nepal.