banner 728x250
Hikmah  

Mau Kaya Atau Miskin ?

ABNnews – Jika ada yang bertanya mau jadi orang kaya atau orang miskin? Jawabnya memilih kaya, karena ingin hidup bahagia, meraih kesenangan dan ketenangan dalam hidup. Sementara kemiskinan itu kesengsaraan, kesedihan dan kesulitan.

Padahal dalam Islam orang yang kaya adalah orang yang bisa menerima apa yang telah dikaruiakan Allah.

Rasululah bersabda :”Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari, no. 6446 dan Muslim, no. 1051)

Manusia memang tak pernah puas dengan apa yang telah diraihnya. Sudah banyak harta, maunya bertambah terus, terus, terus.

Rasulullah bersabda: “Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah.

Dikutip dari berbagai sumber, kehidupan Nabi Muhammad SAW layak kita contoh. Beliau hidup sederhana dan tidak terlalu terikat pada harta benda. Beliau juga mengajarkan untuk tidak menjadikan harta sebagai tujuan utama dalam hidup.

Dengan demikian, dalam Islam, uang bukanlah segalanya. Uang adalah alat yang harus digunakan dengan bijak untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, serta tidak boleh melupakan tujuan hidup yang lebih hakiki.

Rasulullah mengingatkan, ”Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari)

“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah bersabda: “Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim ).

Yang utama adalah kita memprioritaskan akhirat (kehidupan setelah mati) daripada kehidupan dunia. Meskipun mencari rezeki halal di dunia itu penting, namun harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip agama dan tidak melupakan ibadah serta kewajiban terhadap Allah SWT.

Itulah sebabnya kita harus menggunakan uang dengan bijak, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Membantu orang yang membutuhkan, bersedekah, dan berinvestasi pada hal-hal yang bermanfaat adalah contoh penggunaan uang yang sesuai dengan ajaran Islam. Wallohua’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *