ABNnews – Industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri makin unjuk gigi. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong produsen lokal untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga serius mengincar pasar ekspor, terutama untuk produk ventilator dan mesin anestesi.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan, menyebut dua perusahaan yakni PT Graha Teknomedika (GTM) dan Mindray Medical International Limited sudah berhasil memproduksi ventilator V300 dan SV800, serta mesin anestesi WATO EX-35, EX-65 PRO, dan A8.
“Produksi ventilator dan mesin anestesi ini sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0 yang menempatkan alkes sebagai pilar transformasi menuju ekonomi berbasis teknologi tinggi,” kata Solehan di Depok, Senin (8/9/2025).
Data perdagangan menunjukkan tren ekspor alkes melesat tajam. Nilai ekspor mesin anestesi melonjak dari USD 354 ribu pada 2022 menjadi USD 5,84 juta di 2024. Sementara ekspor ventilator di tahun yang sama tembus USD 10,37 juta.
“Ini bukti komitmen percepatan kemandirian industri alat kesehatan Indonesia,” tegas Solehan.
Tak hanya itu, kolaborasi GTM–Mindray disebut berhasil menggabungkan teknologi global dengan kapasitas produksi lokal. Mindray membawa teknologi, desain, dan pelatihan tenaga kerja, sedangkan GTM menyiapkan infrastruktur modern, quality control, hingga rantai pasok lokal.
Direktur Marketing & Keuangan GTM, Febie Yuriza Poetri, menyebut peluncuran produk baru ini menjadi simbol kebangkitan industri alkes Indonesia.
“Bukti nyata bangsa ini mampu menghadirkan produk setara standar internasional,” ucap Febie.
Fasilitas produksi GTM kini sudah berstandar ISO 13485 dengan target kapasitas mencapai 5 juta unit per tahun. Pada tahap awal, 20 tenaga kerja lokal sudah direkrut dan dilatih untuk jadi operator, engineer, hingga peneliti. Jumlah ini akan terus bertambah seiring meningkatnya kapasitas produksi.
Produk ventilator SV300, SV800, dan mesin anestesi WATO EX series juga sudah mengantongi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40%, sehingga berhak mendapat prioritas dalam e-Katalog pengadaan pemerintah.
