ABNnews – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) tancap gas mempercepat transisi energi lewat pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif pembangkit listrik. Langkah ini jadi salah satu pilar penting menuju target Nationally Determined Contributions (NDC) dan Net Zero Emission (NZE).
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menyebut tahun ini pihaknya menargetkan 3 juta ton biomassa. Jumlah itu setara 3% dari volume batu bara yang dikelola PLN, dengan potensi menekan emisi hingga 3,3 juta ton CO2e per tahun.
“Cofiring biomassa adalah cara cepat menurunkan emisi tanpa bangun PLTU baru,” ujar Rakhmad dalam Workshop Bioenergi – Biomass Business Opportunity yang digelar ASPEBINDO bersama HIPMI di Jakarta.
Pemanfaatan biomassa di PLN dilakukan lewat program cofiring di 52 PLTU, sesuai Permen ESDM No. 12/2023. Tingkat campuran (cofiring) disesuaikan dengan tipe boiler, mulai 10% untuk pulverized coal hingga 70% untuk stoker.
Volume biomassa yang dipakai PLN terus naik: dari 312 ribu ton (2021), melonjak jadi 1,8 juta ton (2024), dan ditargetkan 3 juta ton pada 2025.
Indonesia punya potensi biomassa 130 juta ton per tahun dari limbah pertanian, industri, dan hutan tanaman energi. PLN EPI pun mempelopori ekosistem biomassa terpadu, mulai dari pengumpulan bahan baku, sub-hub, hingga main hub dengan fasilitas mixing dan quality control.
“PLN EPI siap jadi pelopor biomassa nasional,” tegas Rakhmad.
Ketua Umum ASPEBINDO sekaligus Sekjen BPP HIPMI, Anggawira, menegaskan pentingnya peran pengusaha muda dalam transisi energi.
“HIPMI siap ikut kembangkan biomassa, potensi domestik maupun ekspor luar biasa besar,” kata Anggawira.
Ia juga menyebut regenerasi kepemimpinan di dunia usaha sangat penting, apalagi menjelang Munas HIPMI. “Indonesia butuh lebih banyak pengusaha tangguh untuk optimalkan biomassa,” tambahnya.
Pemerintah menempatkan biomassa sebagai bagian strategis dalam roadmap transisi energi menuju NZE 2060 atau lebih cepat. Target penurunan emisi 358 juta ton CO2e pada 2030 masih realistis, dengan kontribusi sektor energi yang sudah mencapai 147 juta ton pada 2024.
Hingga semester I 2025, bauran energi baru terbarukan nasional tercatat 15,2%. Biomassa jadi salah satu penyumbang terbesar, terutama di sektor energi non-listrik. Pemerintah juga tengah menyiapkan revisi Perpres 35/2018 untuk mempercepat pemanfaatan sampah jadi energi.













