banner 728x250
Hikmah  

Sakaratul Maut (2)

ABNnews – Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak dapat ditunda atau dipercepat, tidak dapat dihindari. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.

Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang yang cerdas.” [Hadits riwayat Imam At-Tirmidzi. Artinya: “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu mengingat kematian”. [HR Tirmidzi, Nasai, Ahmad dan Ibnu Majah, No. 4.258].

Konon, pada zaman dahulu ada sekelompok bani Israil yang mendatangi kompleks pemakaman. Karena ingin mengetahui bagaimana rasanya kematian, mereka kemudian shalat dua rakaat dan berdoa kepada Allah agar ada seorang meninggal yang dihidupkan di tengah mereka, sehingga mereka bisa bertanya-tanya tentang kematian. Allah pun mengabulkan doa mereka.

Namun yang keluar hanya kepalanya. Di antara kedua kepalanya terdapat bekas sujud. Pertanda laki-laki itu seorang ahli ibadah. Ia pun bertanya: “Wahai orang-orang, apa yang kalian inginkan dariku? Sungguh, aku telah meninggal seratus tahun yang lalu. Dan hingga kini panasnya kematian masih saja terasa dan belum hilang.” Demikian sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdu ibn Humaid dari Jabir ibn ‘Abdullah.

Meski begitu, dilansir dari Nu Online, ada sebuah kabar gembira bagi orang-orang mukmin. Sebab, kematian mereka disaksikan dan disambut para malaikat yang bersiap akan membawa ruhnya dalam secarik kain sutera dari surga yang berisi minyak misik paling wangi.

Namun, seringan-ringannya sakaratul maut bagi seorang mukmin tetap dirasakan cukup berat. Hal itu tampak dari cucuran keringat di keningnya. Demikian seperti yang diungkapan dalam riwayat At-Tirmidzi dari Buraidah.

Rasulullah saw. menyatakan, yang artinya: “Orang mukmin itu meninggal dengan keringat di keningnya. Keringat tersebut merupakan ungkapan dari beratnya kematian. Ada pula yang mengatakan sebagai tanda baik kematiannya.

Selayaknya kita semua mempersiapkan kematian dan sakaratul maut, di samping mempersiapkan bekal untuk kehidupan abadi pasca kematian. Sebab kita tidak tahu kapan datangnya kematian tersebut. Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *