ABNnews – Aksi unjuk rasa gabungan pengemudi ojek online (ojol) dan mahasiswa di Kota Bandung pada Jumat (29/8) berakhir ricuh. Dampaknya, sedikitnya lima bangunan mengalami kerusakan berat akibat aksi anarkis massa.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan yang meninjau langsung lokasi menyebut bangunan yang rusak antara lain aset MPR RI di Jalan Diponegoro, rumah makan Sambara, satu rumah warga di Jalan Gempol, serta dua kantor bank di Jalan Ir H Djuanda.
“Dari pengecekan yang dilakukan, setidaknya ada lima bangunan rusak berat setelah dibakar hingga dilempari batu oleh para demonstran,” kata Farhan, Sabtu (30/8).
Tak hanya bangunan, sejumlah fasilitas umum ikut terdampak. Sejumlah ruas jalan terlihat rusak akibat dibakar, aspal hancur, hingga traffic light di beberapa titik tak lagi berfungsi.
Untuk sementara, Pemkot Bandung menugaskan Dinas Perhubungan (Dishub) berkoordinasi dengan Satlantas Polrestabes Bandung guna mengatur arus lalu lintas.
“Seperti di Jalan Dago Cikapayang, traffic light rusak sehingga harus ada pengaturan,” ujar Farhan.
Meski situasi sempat memanas, Farhan memastikan aktivitas masyarakat tetap berjalan normal. Pemkot terus berkoordinasi dengan aparat kewilayahan agar pelaku usaha maupun ritel tetap beroperasi.
Farhan juga menegaskan bahwa pasokan bahan pokok aman dan harga beras terkendali. “Suplai bahan makanan pokok semuanya masih tersedia dengan sangat baik di pasar tradisional maupun ritel modern,” ujarnya.
Kepada wisatawan, Farhan mengimbau agar tetap tenang dan tidak panik. Ia memastikan tidak ada hotel maupun tempat wisata yang dirusak massa.
“Masyarakat tetap bisa menginap dan berlibur di Bandung pada akhir pekan ini. Pemkot Bandung akan terus menjaga keamanan dan kenyamanan,” kata Farhan.
