banner 728x250

Semester I-2025 Konsorsium Kereta Whoosh Merugi Rp1,625 Triliun

Sepanjang semester I-2025, PT PSBI juga merugi sebesar Rp1,625 triliun. (Foto: istimewa)

ABNnews — Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh masih menjadi beban finansial bagi sejumlah BUMN.  Alih-alih mencatat keuntungan, Whosh terus membukukan kerugian dengan jumlah yang cukup besar.

Dalam Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PT PSBI sebagai entitas anak usaha KAI, mencatkan kerugian hingga Rp4,195 triliun pada 2024.

Kerugian terus berlanjut di tahun ini. Sepanjang semester I-2025, PT PSBI juga merugi sebesar Rp1,625 triliun.

PT PSBI merupakan pemegang saham mayoritas di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kerugian yang diderita KCIC, termasuk pembayaran utang, harus ditanggung PT PSBI sebagai pemegang saham. Imbasnya, keuangan 4 BUMN Indonesia yang jadi pemegang saham PT PSBI, ikut menanggung beban kerugian triliunan tersebut.

PT PSBI adalah perusahaan patungan empat BUMN Indonesia yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat Whoosh. PT KAI sebagai pemimpin konsorsium, memegang saham terbanyak 58,53 persen di PT PSBI setelah mendapat penugasan pemerintah.

Pemegang saham lainnya PT PSBI adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menggenggam saham 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.

Konsorsium ini dibentuk untuk mendanai dan mengelola proyek Whoosh, yang sejak awal menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pembebasan lahan hingga perubahan desain konstruksi.

Total investasi untuk proyek Kereta Cepat Whoosh mencapai 7,2 miliar dolar AS atau setara Rp116,54 triliun (asumsi kurs Rp16.186 per dolar AS), termasuk tambahan biaya atau cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS atau Rp19,42 triliun.

Pembengkakan biaya itu menjadi salah satu faktor yang kini masuk dalam prioritas restrukturisasi Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara Indonesia).

Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menyatakan restrukturisasi akan dilakukan secara komprehensif agar tidak mengganggu kinerja jangka panjang KAI.

“Kami ingin penyelesaian kali ini bersifat komprehensif dan tidak mengganggu kinerja Kereta Api Indonesia ke depannya,” ujar Dony usai Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (23/07) lalu.

Kerugian dari Whoosh mulai membebani laporan keuangan KAI sejak moda transportasi tersebut resmi beroperasi komersial pada Oktober 2023. Hingga kini, kontribusi pendapatan belum mampu menutup tingginya biaya investasi dan beban operasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *