ABNnews – Pemerintah resmi menetapkan 36 bandara umum di Indonesia sebagai bandara internasional. Keputusan ini tertuang dalam KM 37 Tahun 2025 yang diteken Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.
Langkah ini menjadi strategi untuk memperkuat industri penerbangan nasional, menggenjot pariwisata, perdagangan, investasi, sekaligus pemerataan ekonomi di berbagai wilayah.
“Presiden Prabowo menginstruksikan pembukaan bandara internasional sebanyak-banyaknya di berbagai daerah untuk percepatan ekonomi dan pariwisata,” ujar Dudy di Jakarta, Rabu (13/8).
Berikut daftar 36 bandara internasional baru:
1. Sultan Iskandar Muda – Aceh Besar
2. Kualanamu – Deli Serdang
3. Minangkabau – Padang Pariaman
4. Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru
5. Hang Nadim – Batam
6. Soekarno-Hatta – Tangerang
7. Halim Perdanakusuma – Jakarta Timur*
8. Kertajati – Majalengka
9. Yogyakarta International Airport – Kulon Progo
10. Juanda – Sidoarjo
11. I Gusti Ngurah Rai – Badung
12. Zainuddin Abdul Madjid – Lombok Tengah
13. Sultan Aji Muhammad Sulaiman – Balikpapan
14. Sultan Hasanuddin – Maros
15. Sam Ratulangi – Manado
16. Sentani – Jayapura
17. Komodo – Manggarai Barat
18. S.M. Badaruddin II – Palembang
19. H.A.S. Hanandjoeddin – Belitung
20. Jenderal Ahmad Yani – Semarang
21. Syamsudin Noor – Banjarbaru
22. Supadio – Pontianak
23. Raja Sisingamangaraja XII – Tapanuli Utara
24. Raja Haji Fisabilillah – Tanjung Pinang
25. Radin Inten II – Lampung Selatan
26. Adi Soemarmo – Boyolali
27. Banyuwangi – Banyuwangi
28. Juwata – Tarakan
29. El Tari – Kupang
30. Pattimura – Ambon
31. Frans Kaisiepo – Biak Numfor
32. Mopah – Merauke
33. Kediri – Kediri
34. Mutiara Sis Al Jufri – Palu
35. Domine Eduard Osok – Sorong
36. Aji Pangeran Tumenggung Pranoto – Samarinda
Khusus Bandara Halim Perdanakusuma, penerbangan luar negeri hanya untuk angkutan udara niaga tidak berjadwal, angkutan udara bukan niaga, serta penerbangan pesawat negara Indonesia atau asing.
Menhub juga memerintahkan Dirjen Perhubungan Udara melakukan pengawasan pelaksanaan keputusan ini. Status internasional bandara akan dievaluasi minimal setiap dua tahun sekali.
Sebelum melayani penerbangan internasional, setiap pengelola bandara wajib memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan, dan pelayanan. Dokumen persyaratan itu harus diserahkan paling lambat enam bulan setelah keputusan berlaku.