ABNnews — Aliansi Masyarakat Pati Bersatu tetap menggelar demo pada Rabu (13/08) besok, meski Bupati Pati Sudewo sudah membatalkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen.
Massa aliansi menuntut Sudewo mundur dari jabatannya. Koordinator massa menyebut diperkirakan akan ada hingga 100 ribu orang yang akan ikut aksi unjuk rasa tersebut.
“Kalau diperkirakan ada 100 ribu massa. Karena kita itu dianggap mewakili mereka. Mereka berharap dengan kita. Setiap sore dan malam warga menunggu untuk menyampaikan aspirasi kepada kita,” kata Koordinator Donasi Masyarakat Pati Bersatu, Teguh Istyanto dikutip pada Selasa (12/08).
Teguh mengatakan, aksi tetap akan digelar karena masyarakat terlanjur kecewa dengan kebijakan Bupati Sudewo. Diantaranya kebijakan lima hari sekolah, kemudian regrouping sekolah yang berdampak banyaknya guru honorer tidak bekerja, hingga PHK ratusan eks karyawan honorer RSUD RAA Soewondo.
“Terutama efek kebijakan Pak Sudewo itu seperti ada lima hari sekolah. Ada regrouping sekolah. Itu pasti ada dampaknya bagi guru honorer kalau ada dua sekolah menjadi satu pasti ada guru tidak bisa untuk mengabdi menjadi guru,” terang dia.
“Kemudian ada keluhan efisiensi Rumah Sakit Soewondo, ternyata itu orang lama dikeluarkan tanpa pesangon, tanpa tali asih. Kemudian dia merekrut karyawan baru dengan alasan meningkatkan pelayanan,” imbuh Teguh.
Ia juga mengungkap, gelombang dukungan mengalir untuk aksi massa besok. Masyarakat dari bebagai kalangan menyumbangkan ribuan kardus air mineral, makanan ringan, hingga buah-buahan.
Bantuan air mineral itu menumpuk di posko penggalangan donasi depan Kantor Bupati Pati hingga depan Gedung Dewan. “Air minum ini nantinya akan diletakkan di titik-titik sekitar Alun-alun Pati,” katanya.
