banner 728x250

Pertamina – PLN Patungan Proyek Hijau, Target 1 GW Terpasang dalam 3 Tahun

Foto dok Pertamina

ABNnews — Upaya percepatan transisi energi bersih di Indonesia kembali diperkuat melalui sinergi dua BUMN energi nasional.

PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pengembangan energi panas bumi (geothermal), dengan target ambisius membangun kapasitas terpasang hingga 1 Giga Watt (GW) dalam 2–3 tahun ke depan.

Kolaborasi ini merupakan bagian dari strategi nasional menuju net zero emission 2060, serta realisasi visi Asta Cita Pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi dan mempercepat pemanfaatan energi terbarukan (EBT).

Pada tahap awal, proyek akan difokuskan pada 19 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan total kapasitas mencapai 530 Mega Watt (MW).

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, disaksikan oleh CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani, di Gedung Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (5/8/2025). Kegiatan ini difasilitasi oleh BPI Danantara melalui PT Danantara Asset Management (Persero).

Direktur Utama Pertamina Simon Mantiri menyampaikan, kerja sama ini akan mendorong akselerasi proyek-proyek strategis nasional berbasis EBT.

“Melalui kemitraan ini, kami menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi WKP secara terukur. Pertamina, PLN, dan Danantara siap berkolaborasi mempercepat realisasi proyek yang mendukung bauran energi nasional dan target transisi energi,” ujarnya.

Selain MoU utama, juga diteken Head of Agreements antara PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dan PT PLN Indonesia Power (PLNIP) untuk kerja sama pengembangan pembangkit listrik berbasis panas bumi.

Komitmen juga dituangkan dalam Consortium Agreement di dua proyek prioritas, yaitu Ulubelu BU (30 MW) dan Lahendong BU (15 MW), sebagai bagian dari strategi cepat atau quick-win strategy PGE menuju target 1 GW.

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menekankan pentingnya integrasi lintas BUMN untuk mendukung transisi energi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Kolaborasi ini tidak hanya menggarap sumber daya, tetapi juga memastikan tata kelola yang profesional dan selaras dengan standar global. Ini wujud nyata kontribusi kita pada kemandirian energi nasional dan ekonomi hijau,” jelas Rosan.

Dengan potensi panas bumi mencapai 24 Giga Watt (GW)—terbesar kedua di dunia—namun kapasitas terpasang baru sekitar 2,5 GW, peluang untuk akselerasi sangat besar. Melalui sinergi strategis ini, diharapkan pengembangan proyek geothermal bisa lebih agresif dan tepat sasaran.

“Indonesia punya potensi besar yang belum tergarap maksimal. Ini adalah momen emas untuk mempercepat pembangunan geothermal, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin energi hijau di kawasan,” tutur Simon Mantiri.

Pertamina menegaskan komitmennya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis, selaras dengan arah pembangunan berkelanjutan nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *