banner 728x250

Ekosistem Baterai Nasional Jalan Terus, Investasi 8 Miliar Dolar AS Siap Digas

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (Foto dok Kementerian ESDM)

ABNnews — Pemerintah terus memperkuat langkah strategis dalam membangun ekosistem baterai kendaraan listrik nasional yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, proyek kerja sama antara Huayou, Antam, dan Indonesia Battery Corporation (IBC) senilai USD 8 miliar akan segera berjalan dan ditargetkan rampung pada akhir 2027.

“Huayou sebentar lagi akan jalan dengan Antam dan IBC. Total investasi sekitar 8 miliar dolar AS. Kalau ini semua selesai, Indonesia akan menjadi salah satu negara pertama yang punya ekosistem baterai mobil terintegrasi dari hulu sampai hilir,” ujar Bahlil dalam keterangan di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari agenda besar pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060, serta pelaksanaan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong hilirisasi industri dan percepatan pengembangan kendaraan listrik nasional.

Pemerintah juga menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas 100 gigawatt (GW). Proyek ini dinilai akan menciptakan pasar besar bagi industri baterai lokal, termasuk mendukung distribusi energi untuk program-program rakyat seperti Koperasi Merah Putih.

“Kita minta baterai-baterai untuk listrik ini semua harus memakai produk Indonesia. Ini market besar. Dan ini akan mendorong pemenuhan listrik bagi Koperasi Merah Putih, karena kita akan pakai track listrik, motor listrik,” jelas Bahlil.

Indonesia Jadi Destinasi Investasi Strategis

Bahlil menegaskan bahwa Indonesia kini menjadi negara tujuan investasi paling efisien di sektor baterai listrik. Kombinasi antara ketersediaan bahan baku, ekosistem yang solid, hingga pasar domestik yang berkembang menjadikan Indonesia unggul dibandingkan negara lain.

“Menurut saya tidak ada alasan untuk tidak investasi di Indonesia. Market-nya ada, bahan bakunya ada, ekosistemnya ada, energi terbarukannya juga siap. Kita siap jalan,” tegas Bahlil.

Program hilirisasi yang terus diperkuat pemerintah diproyeksikan menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen pada 2029.

Selain memperkuat ekspor produk bernilai tambah, hilirisasi juga membuka lapangan kerja baru, mendorong pemerataan pembangunan, dan meningkatkan pendapatan negara.

“Hilirisasi akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa, mengurangi ketimpangan, dan membangun kedaulatan energi nasional,” pungkas Bahlil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *