ABNnews – Keputusan Presiden Prabowo Subianto memberikan abolisi kepada Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong) dan amnesti bagi Hasto Kristiyanto memunculkan beragam tafsir politik.
Salah satunya datang dari pengamat politik dari Motion Cipta (MC) Matrix, Wildan Hakim, yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk keberanian politik sekaligus pesan simbolik dari Presiden ke-8 RI.
Menurut Wildan, langkah Prabowo memperlihatkan perbedaan pendekatan dari Presiden Joko Widodo dalam menyikapi kasus hukum yang menyeret dua tokoh tersebut.
Ia menyebut Prabowo sedang menegaskan dirinya sebagai pemimpin yang berorientasi pada keadilan, pertimbangan politik, dan rekonsiliasi nasional.
“Presiden Prabowo sudah bertindak tepat dalam pemberian abolisi kepada Tom Lembong dan amnesti bagi Hasto. Ini menunjukkan bahwa kekuatan politik bisa digunakan secara bijak untuk menghadirkan keadilan,” ujar Wildan, dikutip RMOL Senin (4/8).
Wildan menilai bahwa abolisi untuk Tom Lembong dilatarbelakangi oleh dukungan publik yang cukup kuat, sedangkan amnesti untuk Hasto Kristiyanto merupakan bagian dari strategi konsolidasi politik, khususnya dalam konteks hubungan antara Presiden Prabowo dan PDIP.
“Untuk Tom, pertimbangannya adalah rasa keadilan dan dukungan masyarakat. Sementara untuk Hasto, sangat kental dengan dukungan politik dari partai terbesar, yakni PDIP,” kata Wildan.
Meski keputusan ini dinilai berbeda dari pendekatan era Jokowi, Wildan menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan membuat hubungan antara Prabowo dan Jokowi merenggang.
Ia menyebut relasi keduanya tetap hangat, apalagi dengan fakta bahwa Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, kini menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Prabowo.
“Hubungan Prabowo dan Jokowi akan tetap terlihat akrab. Tapi Prabowo ingin menunjukkan bahwa dalam hal tertentu, ia dapat bersikap independen dan berdasarkan hati nurani,” ujarnya.
Wildan juga menekankan bahwa keputusan ini sekaligus menggambarkan karakter kepemimpinan Prabowo sebagai sosok yang pemaaf dan mengedepankan rekonsiliasi.
Menurutnya, Prabowo tengah menyusun citra sebagai pemimpin yang tidak menyimpan dendam politik.
“Abolisi dan amnesti ini adalah bentuk kemurahan hati. Ini tak ubahnya sebuah panggung adu strategi politik, di mana Tom dan Hasto yang sebelumnya dianggap korban politisasi, kini diselamatkan oleh Prabowo yang tampil sebagai kesatria dari Lembah Tidar,” ungkapnya.
Wildan juga menyoroti kompleksitas relasi politik antara Prabowo dan Jokowi. Di satu sisi, keduanya memiliki sejarah panjang dalam kontestasi dan koalisi. Di sisi lain, kehadiran Gibran sebagai wakil presiden membuat Prabowo harus tetap menjaga keseimbangan relasi.
“Prabowo punya utang budi politik, dan sulit untuk sepenuhnya menjauh dari Jokowi. Tapi sebagai presiden, ia tetap memiliki ruang untuk mengambil keputusan secara independen,” pungkas Wildan.