banner 728x250

Dari MRT ke Bus Tanpa Repot, Begini Integrasi Transportasi Kemenhub yang Lagi Dikebut

Foto dok Kemenhub

ABNnews – Pemerintah makin serius mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Salah satu jurusnya memperkuat integrasi transportasi antar moda, terutama darat dan kereta api, agar perjalanan makin efisien dan nyaman.

“Tujuannya jelas, mewujudkan transportasi yang lancar, terhubung dari titik awal (first mile) sampai titik akhir (last mile). Ini soal efisiensi biaya, ketepatan waktu, dan kenyamanan,” kata Dirjen Integrasi Transportasi dan Multimoda (Intram) Kemenhub, Risal Wasal, dalam acara Press Background di Jakarta, Kamis (31/7).

Rencana pengembangan integrasi ini tak main-main. Periode 2025–2029, Ditjen Intram menargetkan 10 kawasan metropolitan, 9 wilayah 3TP (terdepan, terpencil, tertinggal, dan perbatasan), 5 Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP), 10 destinasi wisata prioritas seria 13 stasiun KA dan 3 terminal baru.


Integrasi yang dimaksud bukan cuma fisik, tapi juga tarif, operasional, informasi, dan kebijakan antar moda.

Sampai saat ini, 17 layanan angkutan perkotaan di 13 kawasan sudah terhubung dengan simpul-simpul kereta api, termasuk MRT, LRT, Commuterline, hingga KA antarkota. Kawasan itu mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Medan, Palembang, Bandung Raya, Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.

Direktur Prasarana Transportasi Jalan Toni Tauladan menegaskan, kolaborasi dengan pemerintah daerah terus ditingkatkan.

“Kami dukung penuh, termasuk lewat integrasi layanan seperti Teman Bus agar penumpang mendapat pengalaman menyambung moda dari rumah ke tujuan akhir,” ujarnya.

Menurut Toni, sistem transportasi tunggal sulit diterapkan di Indonesia karena karakter geografis kepulauan. Maka dari itu, integrasi antarmoda menjadi solusi paling rasional.

“Dari data teknis, kami bantu Ditjen Intram menentukan pola integrasi darat dan kereta. Harapannya, tidak ada lagi moda yang jalan sendiri-sendiri,” jelasnya.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan KA Arif Anwar menambahkan, integrasi fisik terus dikembangkan lewat konsep Transit Oriented Development (TOD) dan fasilitas pendukung seperti feeder, park and ride, serta stasiun inklusif.

Beberapa contoh integrasi nyata TOD Blok M dan Tanah Abang, Sky Bridge MRT Asean – Halte Transjakarta, Kawasan Dukuh Atas serta Pengembangan Stasiun Jatake dan Tigaraksa.


“Konsepnya menyatukan area pemukiman, bisnis, pedestrian, dan transportasi umum dalam satu ekosistem. Semua terhubung, semua mudah,” ujar Arif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *