ABNnews – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan kinerja cemerlang di tengah tekanan ekonomi global.
Hingga Triwulan II 2025, BRI mengantongi laba bersih Rp26,53 triliun, dengan total aset tembus Rp2.106,4 triliun, tumbuh 6,5% secara tahunan (yoy).
Pencapaian ini diumumkan dalam konferensi pers kinerja keuangan di Kantor Pusat BRI Jakarta oleh Direktur Utama Hery Gunardi bersama jajaran direksi lainnya.
Hery mengungkapkan, kinerja solid BRI didorong oleh transformasi menyeluruh bertajuk “BRIVolution Reignite”. Fokus transformasi ada pada dua hal utama perbaikan struktur pendanaan untuk pertumbuhan dana murah (CASA), serta penguatan bisnis inti dan pengembangan mesin pertumbuhan baru (new growth engine).
“BRI juga meninjau ulang model bisnis mikro, memperluas layanan gadai/bullion, memperkuat bisnis payroll, dan mendorong pertumbuhan di segmen menengah dan komersial,” jelas Hery.
Transformasi ini turut diperkuat dari sisi organisasi, operasional, sumber daya manusia, hingga manajemen risiko.
Selain bisnis, BRI juga menggelar transformasi budaya kerja lewat peluncuran BRILiaN Way. Lima nilai utama ditanamkan: integrity, collaborative, accountability, growth mindset, dan customer focus. Transformasi digital pun berjalan agresif.
Pengguna BRImo melonjak 21,2% jadi 42,7 juta user, dengan volume transaksi naik 25,5% ke Rp3.231,7 triliun. Qlola by BRI juga cetak volume transaksi Rp5.970 triliun, sementara transaksi merchant dan QRIS tumbuh signifikan.
Hingga Juni 2025, penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.416,6 triliun, 80% di antaranya ke sektor UMKM. Dana pihak ketiga tumbuh 6,7% yoy jadi Rp1.482,1 triliun, dengan porsi CASA meningkat ke 65,5%.
Pendapatan selain bunga tumbuh 10,6% menjadi Rp26,7 triliun, sedangkan PPOP naik tipis 2,2% ke Rp58,3 triliun.
BRI mencatat cost of fund (CoF) 3,6%, sementara loan to deposit ratio (LDR) berada di level sehat 84,97%. Rasio kecukupan modal (CAR) juga terjaga tinggi di 25,01%.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) berhasil ditekan ke 3,04%, dengan cadangan NPL (coverage) 188,84%. Ini mencerminkan prinsip kehati-hatian dan kesiapan menghadapi risiko pasar.
Di sektor mikro, BRI melakukan business process reengineering untuk percepatan layanan. Holding Ultra Mikro (UMi) telah menjangkau 34,7 juta debitur dengan 126 juta rekening simpanan.
AgenBRILink kini mencapai 1,2 juta agen di 67 ribu desa, mencatatkan transaksi Rp843 triliun. Mereka bahkan berevolusi menjadi lifestyle micro provider.
BRI juga menyalurkan KUR Rp83,88 triliun ke 1,8 juta debitur, dan BSU Rp2,25 triliun ke 3,7 juta rekening. Dukungan program FLPP mencapai Rp13,35 triliun untuk 97.878 MBR. Tak ketinggalan, komitmen BRI pada program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP).
Menutup pemaparannya, Hery menegaskan bahwa BRI akan terus menjaga kinerja positif dan mendukung ekonomi kerakyatan.
“Transformasi ini bukan hanya untuk bertahan, tapi untuk tumbuh lebih kuat dan memberi dampak nyata,” tegasnya.