banner 728x250

Program Makan Bergizi di Kupang Picu Keracunan 140 Siswa, Apa Kata BPOM?

Siswa SMP Negeri 8 Kupang saat dirawat di RSU Mamami, Selasa, 22 Juli 2025 (Foto: Patrick Padeng/ Ekora NTT)

ABNnews – Kasus keracunan massal kembali terjadi dan kali ini menimpa ratusan siswa SMP Negeri 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), usai mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sedikitnya 140 siswa mengalami gejala seperti diare dan sakit perut, hingga harus dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Kupang.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pun langsung merespons. Kepala BPOM, Prof. Taruna Ikrar, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirim tim dan tengah melakukan investigasi menyeluruh untuk mencari tahu penyebab keracunan.

“Kami sampai detik ini tetap berkoordinasi dengan Balai Besar POM di Kupang. Tim kami turun langsung ke lapangan untuk menangani dan melakukan mitigasi agar kejadian ini tidak terulang kembali,” kata Prof. Taruna saat ditemui awak media di Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).

Menurutnya, BPOM juga tengah menyelidiki pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan MBG di sekolah tersebut. Pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan yang dikonsumsi siswa juga sedang berlangsung.

“Laboratorium kami sedang bekerja untuk memastikan apa penyebabnya. Hasilnya akan segera kami sampaikan secara terbuka, termasuk rekomendasi mitigasi dan langkah penyelesaian,” ujarnya.

Prof. Taruna menegaskan bahwa program MBG adalah inisiatif strategis pemerintah yang harus dijaga dengan serius, terutama dari sisi keamanan pangan.

“Program Makan Bergizi Gratis ini sangat penting, namun harus benar-benar dikawal secara ketat. Jika ada insiden, kami harus mencari tahu akar masalahnya dan memastikan sistem pengawasan diperbaiki,” tegasnya.

Kronologi Kejadian: Sakit Perut Massal Usai Sarapan Sekolah

Insiden bermula pada Selasa pagi (22/7) sekitar pukul 07.30 WITA, saat proses kegiatan belajar-mengajar baru dimulai. Beberapa siswa mengeluhkan rasa tidak enak di perut, lalu bolak-balik ke kamar mandi.

“Sudah ada siswa kami yang bolak-balik ke toilet. Mereka mengeluhkan sakit perut, bahkan diare,” ungkap Maria Theresia Roslin Lana, Kepala SMP Negeri 8 Kupang.

Dalam waktu singkat, jumlah siswa yang mengalami gejala terus meningkat hingga mencapai 140 orang. Mereka langsung dilarikan ke berbagai fasilitas kesehatan di Kupang, di antaranya RSUD S.K. Lerik, RS Mamami, RS Siloam, RSUD Prof. W.Z. Johannes dań RS Leona


Beberapa siswa dilaporkan menyampaikan bahwa makanan yang mereka konsumsi terasa asin dan asam, yang diduga menjadi penyebab gejala keracunan. Belum ada pernyataan resmi mengenai jenis makanan atau kandungan bahan pangan yang diduga terkontaminasi.

Tindakan Lanjut: Evaluasi dan Pencegahan

BPOM menegaskan akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap penyelenggaraan MBG di seluruh wilayah Indonesia. Hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan akan menjadi dasar pengambilan kebijakan selanjutnya, termasuk kemungkinan sanksi terhadap pihak penyedia layanan gizi yang terbukti lalai.

“Kami tidak akan kompromi terhadap kelalaian yang membahayakan kesehatan anak-anak. Setiap kejadian harus menjadi pembelajaran untuk perbaikan sistem distribusi dan pengawasan pangan,” ujar Prof. Taruna.

Pemerintah daerah dan dinas pendidikan juga diminta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pihak ketiga yang ditunjuk dalam pengadaan makanan, termasuk mekanisme kontrol kualitas dan higienitas.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap program bantuan pangan, terutama yang menyasar anak-anak sekolah. MBG sebagai program strategis untuk menunjang gizi siswa tidak boleh menjadi celah bagi praktik asal-asalan atau lalai dalam standar kebersihan dan keamanan makanan.

Hingga saat ini, BPOM masih menunggu hasil uji laboratorium sebelum menyampaikan kesimpulan resmi. Masyarakat diminta tetap tenang dan mengikuti informasi dari sumber terpercaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *