banner 728x250
Hikmah  

Merasa Paling Benar Orang Lain Selalu Salah

ABNnews – Jangan merasa paling benar, paling bersih. Selalu menganggap orang lain salah dan kotor. Hal ini tentu tidak sesuai ajaran agama Islam yang selalu mengajarkan kepada umatnya untuk menghindari “merasa diri paling benar”.

Umat diperintahkan untuk selalu melakukan koreksi diri (muhasabah) serta meluruskan niat untuk kebaikan daripada mencari kesalahan orang lain.

Allah mengingatkan umat beriman, “Apakah kami tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah mensucikan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.” (QS An-Nisa/4: 49).

Sementara Nabi dalam hadis dari Abu Hurairah, baginda berkata, “Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (HR. Bukhari).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah pernah berkata penuh ibrah, “Jika Allah Ta’ala membukakan untukmu pintu shalat malam, jangan memandang rendah orang yang tertidur. Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa (sunnah), janganlah memandang rendah orang yang tidak berpuasa.”

Dikatakan, “Dan jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, maka jangan memandang rendah orang lain yang tidak berjihad. Sebab, bisa saja orang yang tertidur, orang yang tidak berpuasa (sunnah), dan orang yang tidak berjihad itu lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu.”

Sombong

Dikutip dari banyak berbagai sumber, seorang muslim sangat dianjurkan untuk lebih mengenal dirinya sendiri (introspeksi diri) guna menghindarkan kita dari berbagai penyakit hati sombong, riya, ujub, takabur, dan sebagainya.

Larangan sikap sombong dalam Islam telah disampaikan Allah SWT lewat Al-Quran dalam surat Al-Isrā ayat 37 yang artinya: Janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.

Penting untuk selalu kita ingat, kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang terbatas dan tidak sempurna, sehingga selalu ada kemungkinan untuk salah.

Dengan merendahkan hati dan menghargai orang lain, kita dapat menciptakan suasana yang lebih harmonis dalam beragama dan bermasyarakat. Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *