ABNnews — Ketegangan antara Thailand dan Kamboja yang telah berlangsung selama berminggu-minggu di sepanjang perbatasan akhirnya pecah menjadi bentrokan bersenjata serius.
Otoritas Thailand melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan militer Kamboja dalam bentrokan terbaru menjadi sedikitnya 12 orang. Sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil, dengan hanya satu korban diidentifikasi sebagai tentara Thailand.
Update jumlah korban tewas di Thailand ini, seperti dilansir Reuters dan The Guardian, Kamis (24/07), disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, dalam pernyataan terbaru.
Somsak melaporkan sejauh ini 12 orang dikonfirmasi tewas akibat serangan artileri dan roket yang ditembakkan pasukan Kamboja di area perbatasan. Para korban tewas itu terdiri atas 11 warga sipil dan satu tentara.
Seorang anak termasuk di antara warga sipil yang tewas. Ditambahkan Somsak bahwa sebanyak 24 warga sipil dan tujuh personel militer mengalami luka-luka.
Sementara Perdana Menteri Thailand yang diberhentikan sementara, Paetongtarn Shinawatra pada Kamis (24/07) mengatakan, Thailand berhak membalas serangan roket Kamboja.
“Kami selalu menghormati protokol internasional, tetapi sekarang Kamboja telah memaksa kami bertindak. Mungkin kami harus mengambil langkah-langkah yang sebelumnya ingin kami hindari,” katanya seperti dikutip harian The Nation.
Dia menambahkan, meski pemerintah Thailand masih mengutamakan jalur diplomatik untuk menyelesaikan konflik, negara itu tetap memiliki hak untuk merespons serangan militer secara tegas. “Serangan terhadap warga sipil tak bersalah ini akan dikecam dunia, dan kami akan tetap bersikap tegas dalam meresponsnya,” kata dia.
Sebelumnya pada hari yang sama, bentrokan antara pasukan Thailand dan Kamboja kembali pecah di perbatasan, dimulai dengan baku tembak di wilayah sengketa. Kedua pihak sama-sama melaporkan korban jiwa dan luka, termasuk dari warga sipil.
Akibat bentrokan tersebut, otoritas empat provinsi Thailand yang berbatasan langsung dengan Kamboja mengumumkan evakuasi warga dari daerah-daerah rawan, menurut laporan The Nation.
Ketegangan itu dipicu oleh bentrokan pada 28 Mei lalu antara pasukan Thailand dan Kamboja di zona netral yang masih disengketakan, sesuai Nota Kesepahaman tentang Survei dan Penetapan Batas Darat yang ditandatangani kedua negara. Zona tersebut merupakan satu dari lima titik perbatasan yang belum terselesaikan.
Sejak insiden pada Mei itu, Thailand memperketat pengawasan di titik-titik perlintasan perbatasan, memperpendek jam operasional, dan meningkatkan pengamanan.