banner 728x250

Selamat Jalan Kang, Legenda Bulu Tangkis Indonesia Iie Sumirat Tutup Usia

Legenda bulu tangkis tanah air, Iie Sumirat meninggal dunia pada Selasa, 22 Juli 2025. (Foto: istimewa)

ABNnews — Mantan pemain nasional yang juga legenda bulu tangkis tanah air, Iie Sumirat, meninggal pada Selasa, 22 Juli 2025, setelah dirawat intensif di RS Hermina Bandung.

Kabar duka kepergiannya disampaikan sejumlah tokoh bulu tangkis melalui media sosial. Juara dunia 1995 Hariyanto Arbi menjadi salah satu yang mengungkapkan belasungkawa mendalam atas kepergian Iie.

“Saya dan komunitas bulutangkis Indonesia menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Kang Iie Sumirat. Terima kasih atas dedikasi dan perjuangan Kang Iie dalam mengharumkan nama bangsa. Jasa dan inspirasimu akan selalu kami kenang. Selamat jalan, Kang Iie. Semoga damai di sisi-Nya,” tulis Hariyanto melalui akun Instagram-nya.

Sementara Taufik Hidayat merasa sangat kehilangan dengan kepergian Kang Iie begitu ia menyapa sang legenda. “Bagi saya, Kang Iie itu bukan hanya sekadar mantan pemain nasional dengan catatan prestasi hebat. Kang Iie juga adalah seorang pelatih, pembimbing, teman, dan juga orangtua bagi saya,” tuturnya.

“Kang Iie lah yang mampu membuat permainan saya begitu istimewa. Saya akhirnya bisa memiliki pukulan-pukulan istimewa juga berkat polesan Kang Iie. Kang Iie lah yang mengajari saya untuk bisa melakukan pukulan-pukulan istimewa yang tidak bisa ditemui atau diajarkan di berbagai buku tentang teknik-teknik dasar bermain bulu tangkis.”

Iie Sumirat dikenal luas atas kontribusinya dalam mengantarkan tim Indonesia merebut berbagai gelar bergengsi di level internasional, termasuk Piala Thomas.

Lahir pada 15 November 1950 di Bandung, Iie Sumirat sosok yang tak terpisahkan dari kejayaan bulu tangkis Indonesia di era 1970-an.

Ia dikenal sebagai bagian dari “The Magnificent Seven” bulu tangkis Indonesia bersama nama-nama besar seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, dan Ade Tjandra.

Kiprah Iie Sumirat di lapangan bulu tangkis sangat gemilang. Ia adalah bagian penting dari tim Thomas Cup Indonesia yang berhasil merebut gelar juara pada tahun 1976 dan 1979.

Momen paling ikonik yang selalu dikenang adalah ketika ia menari ala Sunda di depan lawannya, Svend Pri, pada final Thomas Cup 1979, sesaat sebelum memenangi pertandingan penentu gelar juara bagi Indonesia.

Selain Thomas Cup, Iie Sumirat juga mencatatkan prestasi individu yang membanggakan, yakni meraih medali emas di kejuaraan invitasi Asia 1979 di Bangkok, dan medali perunggu di Kejuaraan Dunia IBF 1977, pada edisi pertama kejuaraan dunia bulu tangkis tersebut.

Gaya bermainnya yang eksentrik, penuh tipuan, dan pukulan yang sulit ditebak membuatnya dijuluki “Meteor Bandung”. Lebih dari sekadar skill, kepribadiannya yang humoris dan antusiasme tinggi di lapangan membuat Iie Sumirat sangat dicintai oleh para penggemar.

Setelah pensiun sebagai pemain pada tahun 1982, Iie Sumirat melanjutkan dedikasinya untuk bulu tangkis sebagai pelatih. Ia bahkan mendirikan PB Sarana Muda yang kemudian menjadi SGS Elektrik, sebuah klub yang berhasil melahirkan talenta-talenta besar seperti Taufik Hidayat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *