banner 728x250

Kesepakatan Besar RI-AS, Ini Imbasnya ke Ekspor dan Lapangan Kerja

Foto dok Kemenko Perekonomian

ABNnews – Pemerintah Indonesia berhasil mengamankan kesepakatan penting dalam kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS). Tarif terhadap produk asal Indonesia yang sebelumnya mencapai 32%, kini turun menjadi 19%.

Langkah ini dinilai membuka peluang besar bagi peningkatan ekspor nasional serta perluasan lapangan kerja.

Kesepakatan tersebut menjadi topik utama dalam acara UOB Media Editors Circle, Selasa (22/7/2025). Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa capaian ini tak lepas dari strategi diplomasi ekonomi yang solid.

“Indonesia termasuk negara yang responsnya paling siap. Awal April lalu, kita ke AS bawa dokumen lengkap, dari permintaan soal tarif, non-tarif, pembelian produk Amerika, hingga penawaran investasi. Amerika sangat mengapresiasi,” ujar Susiwijono dalam diskusi bersama para pemimpin redaksi media nasional.

Menurutnya, penurunan tarif ini membuat Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dibanding negara ASEAN lainnya, baik dari sisi ekspor maupun investasi.

Dengan tarif lebih rendah, produk Indonesia semakin menarik di pasar AS, sekaligus memperkuat posisi Tanah Air sebagai lokasi strategis untuk relokasi industri global.

“Situasi global memang belum pasti. Tapi justru di tengah ketidakpastian, ada kesempatan besar untuk Indonesia. Ini momentum untuk menarik lebih banyak investasi,” lanjutnya.

Meski tarif baru ditetapkan sebesar 19%, Susiwijono menekankan bahwa pemberlakuannya belum otomatis. Terdapat klausul dalam kesepakatan bahwa selama negosiasi lanjutan masih berlangsung dan belum ada pernyataan bersama (joint statement), maka tarif baru belum diberlakukan.

“Sampai 1 Agustus, kalau kita belum publish joint statement, maka ekspor kita ke AS masih kena tarif MFN +10%. Baru setelah itu berlaku MFN +19%,” jelasnya.

Pemerintah juga menegaskan bahwa fokus perdagangan Indonesia tidak hanya pada Amerika. Saat ini, berbagai skema kerja sama internasional sedang dijajaki seperti IEU-CEPA, FTA, hingga peluang masuk CPTPP, untuk memperluas pasar ekspor dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

“Yang penting dicatat, meski kita buat trade deal dengan AS, masuknya barang-barang Amerika ke Indonesia dengan tarif 0% tidak perlu dikhawatirkan. Selama itu bukan produk yang bersaing langsung dengan produksi lokal, tidak jadi masalah,” ungkap Susiwijono.

Di akhir diskusi, ia menegaskan bahwa pemerintah tetap optimistis menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,2% untuk tahun 2025. Sejumlah kebijakan lanjutan sedang disiapkan dan ditargetkan rampung pada kuartal ketiga tahun ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *