ABNnews — Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menyatakan telah memeriksa 11 orang saksi terkait insiden tragedi pesta rakyat saat pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Pendopo Kabupaten Garut, yang menewaskan 30 orang dilarikan ke rumah sakit.
“Polres Garut telah memeriksa 11 saksi untuk dimintai keterangannya saat terjadi aksi dorong dan terinjak-injaknya massa yang mau masuk ke Pendopo Kabupaten Garut,” kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan di Bandung, Selasa.
Sementara itu, Dedi Mulyadi menyatakan pihaknya terbuka untuk diperiksa polisi dalam rangka penyelidikan insiden di pesta pernikahan putranya tersebut. Dia mengatakan anak dan menantunya tak masalah jika memang akan diperiksa polisi.
“Enggak ada masalah. Kan, semua orang kedudukannya sama di depan hukum. Mau anak saya, mau diri saya sendiri kan kalau dipanggil harus datang dan memberikan keterangan secara benar. Saya enggak ada masalah,” kata Dedi di Gedung DPRD Jabar, Bandung, pada Sabtu (19/7).
“Tetapi ya sudah lah peristiwa itu sudah terjadi, dan tentunya saya bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas itu, meskipun itu dilakukan oleh kedua mempelai,” katanya.
Selain Dedi, Maula dan Putri Karlina pun menyatakan kesediaan untuk diperiksa polisi terkait kejadian tersebut.
Putri menyampaikan hal itu saat konferensi pers di rumah dinas Wakil Bupati Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Sabtu pekan lalu.
“Polisi akan memeriksa semuanya, bahkan kalau pun saya diperiksa, saya pasti harus diperiksa,” ujarnya.
Berdesakan
Insiden pesta rakyat Garut terjadi berawal dari warga yang berdesakan karena mengambil makanan gratis yang jumlahnya sekitar 5.000 paket makanan, sedangkan massa yang datang hampir dua kali lipat dari jumlah ketersediaan makanan.
“Nah, kronologi awalnya itu di pendopo itu disiapkan paket makanan gratis. Jumlahnya informasi awal yang kita dapatkan adalah 5.000 pack, kemudian masyarakat itu mengantre di luar dari pada pintu-pintu pendopo ini,” kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan.
Ia menyebut atas kejadian ini, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan 30 orang dilarikan ke rumah sakit karena diduga saling berdesakan ketika sesi makanan gratis.
Bagus Iswanto