ABNnews – “Serakahnomics”. Inilah ucapan Presiden Prabowo Subianto untuk mengkritik kelompok pengusaha pengikut mazhab “Serakahnomics” atau serakah. Presiden menegaskan kelompok pengusaha serakah ini mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat.
Dalam Islam, serakah (al-hirsh) adalah sifat tercela yang digambarkan sebagai keinginan berlebihan terhadap duniawi dan ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki, seringkali mengabaikan hak orang lain.
Sifat ini dilarang dan dianggap sebagai penyakit hati yang berbahaya, membawa dampak negatif baik di dunia maupun di akhirat.
Serakah adalah sifat ingin memiliki lebih banyak tanpa batas, baik dalam hal harta, kekuasaan, atau kesenangan duniawi lainnya. Orang yang serakah tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan selalu menginginkan lebih.
Dikutip dari almanhaj.or.id, di dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa ketamakan manusia terhadap harta dan jabatan pasti akan merusak agamanya. Ketamakan manusia kepada harta dan kepemimpinan akan membawa kepada kezhaliman, kebohongan dan perbuatan keji. Bahkan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Manusia sangat mencintai harta dan akan terus senantiasa mencarinya, tidak merasa puas dengan yang sedikit, manusia sangat tamak kepada harta dan panjang angan-angan.
Allah Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan”. [Al-Fajr/89:20]
“Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan. [Al-‘Âdiyât/100:8]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: Hari Kiamat semakin dekat, dan tidak bertambah (kemauan) manusia kepada dunia melainkan semakin rakus, dan tidak bertambah (kedekatan) mereka kepada Allah melainkan semakin jauh.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapakah di antara kalian yang lebih mencintai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri? Mereka menjawab, ”Ya Rasûlullâh! Tidak ada seorang pun diantara kami melainkan lebih mencintai hartanya sendiri.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “… Cinta kepada kepemimpinan (kedudukan atau jabatan) merupakan sumber kejahatan dan kezhaliman.”
Orang-orang yang gila kepada harta, kedudukan, jabatan, dan cinta kepada dunia, mereka akan menyesal pada hari kiamat. Yaitu ketika mereka diberikan catatan amalnya dari sebelah kirinya. Semua kekuasaan, jabatan, dan hartanya tidak bermanfaat di akhirat.
Semoga Allah menjadikan kita para hamba-Nya yang tujuan hidupnya akhirat dan tidak tertipu dengan dunia.
Merugikan diri sendiri dan orang lain:
Keserakahan dapat merusak hubungan sosial, menimbulkan permusuhan, dan bahkan menjauhkan diri dari keberkahan hidup. Selain itu, orang yang serakah cenderung egois dan tidak peduli terhadap orang lain, sehingga dapat merusak hubungan baik dengan teman, keluarga, dan masyarakat.
Keserakahan juga dapat memicu persaingan tidak sehat dan bahkan konflik karena keinginan untuk menguasai sesuatu lebih dari orang lain. Dan dapat membuat seseorang lalai bersyukur dan menjauhkan diri dari keberkahan yang diberikan Allah SWT.
Tentu saja orang serakah sebagai dosa besar yang dapat mendatangkan azab di akhirat kelak.
Cara Menghindari Sifat Serakah:
Mensyukuri nikmat, Membiasakan diri untuk berpikir positif dan berprasangka baik kepada Allah SWT, hidup sederhana, Menerapkan gaya hidup sederhana dan tidak terlalu terobsesi dengan duniawi, memperbanyak ibadah, dzikir, dan membaca Al-Quran untuk menjaga hati agar tetap bersih dan terhindar dari sifat-sifat buruk, dan selalu mengingat kematian dan kehidupan akhirat agar tidak terlalu terikat dengan dunia.
Menghindari sifat serakah, seorang Muslim dapat hidup lebih bahagia, sejahtera, dan mendapatkan ridha Allah SWT. Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara