ABNnews – PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mempercepat transformasi hijau demi masa depan transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sejumlah langkah konkret telah dijalankan, mulai dari penggunaan panel surya, fitur digital jejak karbon, hingga masuk ke instrumen investasi berbasis ESG.
Langkah paling nyata terlihat dari pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai lokasi operasional. Hingga pertengahan 2025, 53 stasiun, Gedung Jakarta Railway Center, balai yasa di Lahat, Tegal, Yogyakarta, dan Surabaya Gubeng, serta sejumlah fasilitas pendukung seperti Griya Karya Cipinang, Banjar, Kertosono, dan Soka telah dibekali teknologi solar panel on-grid.
Panel surya ini menyuplai kebutuhan listrik operasional siang hari seperti pencahayaan dan pendingin udara. Dampaknya, penggunaan energi konvensional dan emisi karbon turun signifikan.
“Keberlanjutan bagi KAI merupakan ikhtiar bersama untuk menjaga lingkungan, melayani masyarakat secara optimal, dan menghadirkan transportasi publik yang layak bagi generasi masa depan,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, Minggu (20/7/2025).
Tak hanya itu, KAI juga menambahkan fitur Carbon Footprint dalam aplikasi Access by KAI untuk mengedukasi pelanggan mengenai jejak karbon transportasi yang mereka gunakan. Langkah ini disebut Anne sebagai bagian dari transparansi dalam proses transisi menuju energi bersih.
Untuk meningkatkan keselamatan operasional sekaligus mendukung efisiensi energi, KAI mengembangkan teknologi Track-Mod dan Smart Rail. Kedua sistem ini diklaim mampu meminimalkan gangguan perjalanan serta mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan perawatan jalur.
Di sisi ekologi, KAI aktif melakukan penanaman pohon di berbagai area milik perusahaan. Tak hanya itu, penggunaan pupuk organik juga diterapkan untuk memperkuat daya serap karbon dalam tanah. Bahkan, KAI tengah mengkaji penggunaan teknologi penangkapan karbon (carbon capture) dan sistem pemantauan iklim sebagai bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim.
Semua inisiatif ini turut membuka jalan bagi pembiayaan berkelanjutan. KAI kini mulai memanfaatkan akses ke obligasi hijau dan sukuk ijarah berkelanjutan, sejalan dengan meningkatnya minat investor terhadap aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Pendekatan ini membuktikan bahwa keberlanjutan telah menjadi fondasi strategis perusahaan sekaligus daya tarik utama bagi investor yang mengedepankan ESG,” jelas Anne.
Sebagai tambahan komitmen terhadap mobilitas inklusif, KAI juga tengah menjalankan program diskon 30% tiket KA kelas Ekonomi Komersial hingga 31 Juli 2025. Hingga Minggu (20/7), pukul 10.00 WIB, sebanyak 3.099.407 tiket promo telah terjual dari total 3.529.612 kursi.
“Program tarif hemat ini sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam Asta Cita, khususnya dalam memperluas konektivitas antarwilayah dengan transportasi publik yang terjangkau,” tutup Anne.