ABNnews – Ungkapan, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Potongan ayat yang berulang sebanyak 31 kali dalam surat Ar-Rahman, yang dikenal sebagai “Surat Keindahan”. dalam Al-Quran mendorong umat manusia dan jin untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan, tidak mendustakan nikmat-nikmat Allah yang tak terhingga jumlahnya.
Tidak hanya nikmat materi, tetapi juga mencakup nikmat-nikmat non-materi seperti kesehatan, akal, iman, ketenangan, dan lain sebagainya. Surat ini menunjukkan bahwa Allah menunjukkan keagungan dan kekuasaan-Nya.
Dikutip dari Liputan6.com , ayat “nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan” yang terdapat dalam Al-Qur’an, khususnya dalam surat Ar-Rahman, merupakan sebuah potongan ayat yang muncul sebanyak 31 kali.
Diantaranya ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77. Potongan ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan memiliki pengulangan yang kuat untuk memberikan penegasan dan penetapan terhadap nikmat-nikmat Tuhan. Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman ayat 13).
Ahmad Badawi, dalam kitabnya “Min Balagah al-Qur’an,” menjelaskan bahwa pengulangan potongan ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan berkaitan erat dengan penegasan dan penetapan (ta’kid).
Penegasan ini berfungsi untuk memperkuat pemahaman dan kesadaran akan nikmat-nikmat Tuhan di dalam masyarakat serta menancap dalam hati mereka. Dengan mengulang pertanyaan “nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan,” ayat-ayat ini bertujuan untuk mengajak manusia dan jin untuk merenungkan dan mengakui nikmat-nikmat Tuhan yang melimpah.
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menafsirkan ayat nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan sebagai tantangan dari Allah kepada jin dan manusia untuk mengakui nikmat-nikmat mana yang mereka dustakan.
Tantangan ini mengajak manusia dan jin untuk merenung dan mengintrospeksi diri, apakah mereka benar-benar menghargai dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Apakah mereka mengingkari nikmat-nikmat yang telah disebutkan sebelumnya ataukah mereka mengingkari nikmat yang lainnya. Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara