banner 728x250

Dirut KAI: Transformasi Bukan Soal Teknologi, Tapi Soal Karakter!

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo (Foto dok KAI)

ABNnews – Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo hadir sebagai pembicara dalam sesi Inspirational Talk Rapat Kerja Tengah Tahun SKK Migas 2025 di Gedung City Plaza, Jakarta, Rabu (16/7). Didiek membagikan kisah nyata transformasi besar-besaran KAI dalam lima tahun terakhir.

Mengusung tema Transformational Leadership, Didiek menekankan bahwa transformasi sejati bukan sekadar soal teknologi, tapi menyentuh pada karakter adaptif, budaya kolaboratif, dan peran nyata para pemimpin.

“Transformasi butuh keberanian mengambil keputusan yang tidak selalu populer. Pemimpin harus hadir memberi arah, energi, dan harapan,” ujar Didiek di hadapan 170 peserta dari pimpinan dan manajemen SKK Migas.

Transformasi KAI menjadi salah satu kisah sukses BUMN. Setelah sempat mencatat kerugian Rp1,7 triliun di masa pandemi 2020, KAI bangkit dan mencetak laba bersih Rp2,2 triliun pada 2024. Nilai aset juga melonjak dari Rp52,2 triliun menjadi Rp97,1 triliun.

Tak hanya soal keuangan, angka kecelakaan kereta 2024 tercatat sebagai yang terendah dalam 10 tahun terakhir. “Ini hasil dari konsistensi membangun budaya keselamatan yang ketat dan menyeluruh,” kata Didiek.

Indeks Kepuasan Pelanggan juga mencatatkan angka membanggakan, yaitu 4,50 pada 2024. Di sisi keberlanjutan, KAI meraih skor ESG 41 dari S&P Global — salah satu capaian tertinggi untuk BUMN transportasi.

Didiek menjelaskan bahwa transformasi KAI dibangun lewat tiga pilar: transformasi bisnis, digital, dan budaya organisasi. Ketiganya dipandu oleh nilai-nilai AKHLAK serta komunikasi internal yang kuat.

Di tengah krisis pandemi, Didiek memimpin KAI menjalankan efisiensi besar-besaran, menjaga likuiditas, dan mengoptimalkan pendapatan non-tiket seperti angkutan batu bara dan aset idle.

Acara ini juga dihadiri oleh jajaran SKK Migas, termasuk Sekretaris SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro dan Irjen Pol Ibnu Suhaendra. Diskusi kian relevan karena SKK Migas sendiri sedang menjalani transformasi berbasis rantai nilai (value chain).

“Transformasi bukan cuma soal pertumbuhan, tapi juga bagaimana BUMN memberi dampak nyata dan membangun kepercayaan publik,” tutup Didiek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *