banner 728x250

Siswa Baru Turun Drastis, SMA Swasta di Bandung Hentikan Tiga Guru

MPLS hari pertama di SMA Sumatra 40 Bandung (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)

ABNnews – Penurunan jumlah peserta didik baru memaksa SMA Sumatra 40 Bandung mengambil keputusan sulit di tahun ajaran 2025/2026. Sekolah swasta yang terletak di Jalan Pahlawan, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung ini hanya menerima 60 siswa baru, jauh dari capaian rata-rata sebelumnya yang mencapai 180 siswa.

Kondisi ini berdampak langsung terhadap jumlah rombongan belajar (rombel) dan alokasi jam pelajaran, sehingga pihak sekolah terpaksa menghentikan aktivitas mengajar tiga guru tidak tetap karena tidak lagi mendapat pembagian jam mengajar.

“Kami biasanya membuka lima kelas, tapi tahun ini bahkan dua rombel pun belum penuh. Satu rombel terdiri dari 30 siswa, jadi total baru 60 siswa,” kata Kepala SMA Sumatra 40, Utami Dewi, dikutip detik.com Senin (14/7/2025).

Utami menjelaskan, penghentian tersebut bukan pemutusan hubungan kerja secara formal, melainkan karena keterbatasan jam pelajaran yang tersedia.

“Bukan diberhentikan secara formal, hanya tidak mendapat jam mengajar. Kami memaksimalkan tenaga pengajar yang berstatus guru tetap dan guru bersertifikat,” jelasya.

Efek Kebijakan PAPS dan Persaingan Sekolah Negeri

Penurunan jumlah siswa disebut tidak lepas dari dampak kebijakan Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS), yang memperluas akses siswa ke sekolah negeri. Utami menyebut setidaknya tiga calon siswa telah menarik berkas untuk mendaftar ke SMAN 14 Bandung melalui jalur PAPS.

“Ada tiga siswa yang semula mendaftar di sini, akhirnya pindah ke SMAN 14 lewat jalur PAPS,” tambahnya.

Meski menghadapi tantangan berat, sekolah tetap melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sesuai jadwal dengan melibatkan dua rombel yang tersedia.

“Berapa pun jumlah siswanya, kami tetap menjalankan MPLS karena ini bagian dari proses pembelajaran. Jika ditunda, justru akan mengganggu jalannya kegiatan belajar,” ungkap Utami.

Ia menegaskan, sekolah akan terus berkomitmen memberikan layanan pendidikan terbaik meski di tengah keterbatasan.

“Sekolah adalah lembaga pelayanan. Walau siswa tidak banyak, kami tetap melayani sepenuh hati. Sedih memang ada, tapi tugas kami tetap berjalan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *