ABNnews – Nabi Idris pernah merasakan sakitnya sakaratul maut. Atas izin Allah SWT, Beliau meminta Malaikat Izrail untuk mencabut nyawanya agar bisa merasakan sakitnya sakaratul maut. Setelah dicabut nyawanya, Nabi Idris dihidupkan kembali dan merasa ngeri dengan rasa sakit yang dialaminya. Pengalaman ini membuatnya semakin giat berdakwah dan mengajak umatnya untuk taat kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang rasul. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57)
Bersama Malaikat Izrail
Suatu ketika Nabi Idris a.s telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail, lalu Nabi Idris a.s bertanyaka: “Hai malaikat Izrail, engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk menziarah?.”
Malaikat Izrail menjawab,”aku datang untuk menziarah dengan izin Allah”. Nabi Idris kembali kepada Malaikat Izrail: “Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu.” Malaikat Izrail menjawab,“kepentingan apa itu?”
Nabi Idris mengatakan, “Kepentingan denganmu supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut”.
Malaikat Izrail,”sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin Allah”.
Maka Allah memberi wahyu kepada kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris. Seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris a.s.
Lalu Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah agar Allah menghidupkan kembali Nabi Idris a.s.
Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail. Nabi Idris hidup kembali. Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris as. “Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut itu?. Nabi Idris a.s mengatakan,“Sesungguhnya rasa sakaratul maut itu saya umpamakan binatang yang hidup itu dilapah kulitnya (dibuang kulitnya semasa hidup-hidup) dan begitulah rasanya sakaratul maut bahkan lebih seribu kali sakit.”
Berkata Malaikat Maut: “Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa yang seperti itu selama-lamanya.” Kemudian Nabi Idris a.s berkata lagi pada Malaikat Maut: “Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengan engkau, saya ingin melihat Neraka Jahanam sehingga saya boleh beribadah kepada Allah dengan bersungguh-sungguh setelah melihat belenggu, rantai-rantai dan kalajengking yang menyengat orang-orang yang ada di Neraka Jahanam.”
Malaikat Izrail mengatakan, “Bagaimana saya boleh pergi ke Neraka Jahanam tanpa izin Allah”.
Allah memberi wahyu kepada Malaikat Maut dengan firman: “Pergilah engkau ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris a.s”. Malaikat Maut pun pergi ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris kemudian Idris melihat segala macam siksaan yang diciptakan Allah untuk musuh-musuhNya yang berupa belenggu, rantai-rantai daripada neraka dan kalajengking serta ular dengan api-api yang menyala dan kayu zakum dan air yang sangat panas untuk diminum oleh ahli neraka tersebut.
Setelah kembali Nabi Idris berkata lagi kepada Malaikat Maut. “Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengamu, saya ingin melihat surga sehingga saya boleh tambah meningkatkan amal ibadah.
Malaikat Maut berkata “Bagaimana boleh saya bersamamu ke dalam surga tanpa izin Allah.” Maka Allah memberi izin pada Malaikat Maut untuk pergi berdua dan berhenti dekat pintu surga.
Nabi Idris pun melihat di dalamnya nampak bermacam-macam nikmat dan istana besar lagi indah dan beberapa anugerah yang berharga, juga tumbuh-tumbuhan serta buah-buahan yang beraneka warna dan rasanya berbeda-beda.
Nabi Idris berkata “Hai saudaraku, saya telah merasakan sakitnya sakaratul maut. Saya telah melihat Neraka Jahanam yang didalamnya bermacam-macam rupa siksaan dan azab neraka maka mohonlah engkau kepada Allah agar Allah mengizinkan saya untuk masuk surga dan minum airnya agar hilang rasa sakitnya sakaratul maut di tengkorak ini dan juga terhindar daripada siksaan Neraka Jahanam.
Maka Malaikat Izrail meminta izin kepada Allah lalu mengizinkannya, kemudian masuklah mereka berdua ke alam surga lalu keluar. Kemudian Nabi Idris masuk lagi ke dalam surga dan meletakkan seliparnya di bawah pokok kayu di dalam surga.
Maka Nabi Idris berkata kepada Malaikat Izrail “Hai Malaikat Maut, selipar saya tertinggal didalam surga di bawah pohon kayu, maka kembalikanlah saya ke dalam surga,” maka Nabi Idris masuk ke surga dan tidak mau keluar lagi dari surga.
Malaikat Izrail berteriak memanggil Nabi Idris agar keluar dari surga. “Hai Idris, keluarlah engkau dari surga.” Maka Nabi Idris pun tidak mau keluar. Allah s.w.t telah berfirman “Tiap-tiap orang mesti merasakan sakaratul maut, sedang saya sudah merasakan sakaratul maut.
Dan Allah s.w.t berfirman lagi maksudnya: “Tidak ada diantara kamu sekalian kecuali mereka itu memasuki (neraka/surga) sedang aku pernah memasuki neraka dan Allah pun juga berfirman lagi, maksudnya: “Dan tidaklah mereka itu dikeluarkannya”. (keluar dari surga).
“Siapakah yang mengeluarkan saya dari surga” sedangkan Allah telah memberi wahyu kepada malaikat Maut. “Tinggalkanlah dia (Nabi Idris) sesungguhnya Aku telah memutuskan dia di zaman azali bahwa sesungguhnya dia (Nabi Idris) tergolong ahli dan penghuni surga.”
Dan Allah telah berfirman kepada rasul-rasulNya tentang kisah Nabi Idris dalam firmanNya, yangartinya. “Dan ingatlah olehmu cerita-cerita dalam kitab Nabi Idris a.s dan seterusnya.”
Pelajaran dari Sakaratul Maut
Setelah dihidupkan kembali, Nabi Idris tidak tega membayangkan umatnya merasakan penderitaan yang sama. Pengalaman ini semakin memotivasinya untuk berdakwah dan mengajak umatnya berbuat kebaikan serta menjauhi larangan Allah.
Kisah Nabi Idris a.s sarat akan peringatan bagi kaum muslimin. Sebagai manusia pilihan, Ia telah diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk merasakan kematian, melihat surga, dan melihat neraka. Pengalaman yang pastinya akan membuat merinding.
Keturunan Nabi Adam as
Nabi Idris adalah keturunan ke enam dari Nabi Adam as. Dia adalah putra dari Qabil dan Iqlima (putra dan putri Nabi Adam as).
Saat itu, Allah memerintahkan Nabi Idris untuk mengajak seluruh manusia agar berjalan di jalan kebenaran. Saat itu dia adalah manusia pertama yang menerima wahyu lewat Malaikat Jibril .
Sebagai seorang nabi, Nabi Idris memiliki mukjizat atau kelebihan, yaitu: Manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena, diberi macam-macam pengetahuan mulai dari merawat kuda, ilmu perbintangan (falaq), hingga ilmu berhitung yang sekarang dikenal dengan matematika.
Nama Idris berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Nabi Idris pun dikenal sangat senang belajar, dan tekun mengkaji fenomena alam semesta.
Nabi Idris adalah orang pertama yang pandai memotong dan menjahit pakaiannya. Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang sebagai penutup aurat.
Nabi Idris mendapat gelar sebagai ‘Asadul Usud’ yang artinya singa, karena Ia tidak pernah putus asa ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang Nabi. Ia tidak pernah takut menghadapi umatnya yang kafir. Namun Ia tidak pernah sombong, selain itu Ia juga dikenal memiliki sifat pemaaf. Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara/dari berbagai sumber