ABNnews – Hari Asyura hari ke-10 dalam bulan Muharam jatuh pada Minggu, 6 Juli 2025. Hari Asyura adalah momen istimewa yang penuh makna bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah, merenungi sejarah, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Melaksanakan ibadah puasa, berdoa, hingga sedekah, dan berbagai amalan pada Hari Asyura memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hari Asyura merupakan hari diciptakannya Nabi Adam dan hari tobatnya, pula, berlabuhnya bahtera Nabi Nuh di bukit Judi, Nabi Idris diangkat ke surga dan Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz.
Dari peristiwa keselamatan para nabi hingga anjuran berpuasa dan berdoa, Hari Asyura menjadi simbol rahmat dan ampunan.
Pada Hari Asyura, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dengan membelah laut, memungkinkan umatnya melarikan diri, sementara Firaun dan pasukannya tenggelam. Peristiwa ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Hari Asyura dianggap sebagai hari penuh rahmat.
Menghapus Dosa
Menurut riwayat, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada Hari Asyura sebagai bentuk syukur atas keselamatan Nabi Musa AS.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa pada Hari Asyura dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu. Inilah yang menjadikan Hari Asyura begitu istimewa bagi umat Islam yang ingin memohon ampunan.
Selain peristiwa Nabi Musa AS, Hari Asyura juga dikaitkan dengan peristiwa lain dalam sejarah Islam, seperti keselamatan Nabi Nuh AS dari banjir besar dan turunnya Nabi Adam AS ke bumi. Hari Asyura menjadi pengingat akan kuasa Allah SWT dalam menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman. Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk merenungi kebesaran Allah pada hari ini.
Dilansir dari berbagai sumber, Hari Asyura juga memiliki makna spiritual sebagai hari untuk memperbaiki diri. Dengan berpuasa dan berdoa, umat Islam diingatkan untuk introspeksi, memohon ampunan, dan memperkuat keimanan. Hari Asyura menjadi momen untuk memperbarui komitmen dalam menjalani kehidupan sesuai ajaran Islam.
Dari sisi sosial, Hari Asyura juga mengajarkan nilai kebersamaan. Banyak komunitas Muslim yang memperingati Hari Asyura dengan mengadakan doa bersama atau kegiatan amal, seperti memberi makan fakir miskin. Dengan demikian, Hari Asyura tidak hanya menjadi momen ibadah individu, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antar sesama Muslim.
Puasa
Puasa pada Hari Asyura juga menjadi sarana untuk melatih kesabaran dan ketakwaan. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, umat Islam belajar untuk mengendalikan diri dan lebih fokus pada ibadah. Hari Asyura menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT melalui puasa yang ikhlas.
Ketika Rasulullah Hijrah ke Madinah melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada 10 Muharam. Rasulullah bertanya mengapa mereka berpuasa, mereka menjawab bahwa hari itu adalah hari yang mulia karena Allah menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari kejaran pasukan Fir’aun dengan menenggelamkan mereka ke laut ketika Nabi Musa memukulkan tongkatnya sehingga air laut terbelah.
Rasulullah SAW mengatakan bahwa sebagai umat Islam lebih pantas dan layak untuk mengagungkan Nabi Musa. “Artinya kami umat Islam lebih dianjurkan untuk mencintai nabi-nabi sebelumnya, diantaranya Nabi Musa,” kata Syekh Ali Jaber.
Selain puasa, terdapat amalan lain yang dianjurkan pada Hari Asyura untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang populer adalah membaca doa khusus, seperti “Hasbunallahu wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir”, yang mengandung makna tawakal dan memohon perlindungan. Doa ini sering dibaca pada Hari Asyura untuk memohon ampunan dan keselamatan.
Memperbanyak Sedekah
Hari Asyura juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah. Memberi makan kepada fakir miskin atau membantu mereka yang membutuhkan adalah amalan yang sangat dianjurkan. Dalam tradisi Islam, sedekah pada Hari Asyura diyakini dapat mendatangkan keberkahan dan melipatgandakan pahala.
Memperbanyak zikir dan shalawat juga menjadi amalan yang dianjurkan pada Hari Asyura. Dengan mengingat Allah SWT melalui zikir, umat Islam dapat menenangkan hati dan memperkuat keimanan. Hari Asyura menjadi momen untuk merenungi kebesaran Allah dan memohon rahmat-Nya melalui zikir yang khusyuk.
Mengunjungi keluarga atau menjalin silaturahmi juga menjadi bagian dari amalan Hari Asyura. Dalam beberapa tradisi, umat Islam memperingati hari ini dengan berkumpul bersama keluarga, berbagi makanan, dan mendoakan satu sama lain. Hari Asyura menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan sosial dan spiritual antar sesama Muslim.
Terakhir, refleksi diri dan taubat adalah amalan penting pada Hari Asyura. Umat Islam diajak untuk merenungi kesalahan yang telah lalu, memohon ampunan, dan berjanji untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan melakukan amalan-amalan ini, Hari Asyura menjadi momen transformasi spiritual yang bermakna. Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara