ABNNews – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, menyerukan pentingnya hijrah kolektif bangsa Indonesia dari budaya bobrok menuju budaya mabruk.
Seruan ini disampaikan dalam ceramah peringatan Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah yang digelar meriah di Dusun Deles, Desa Lumajang, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo.
Acara yang diselenggarakan oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Dusun Deles itu dihadiri sekitar 4.000 jamaah dari berbagai kalangan, memadati lapangan sepakbola dusun yang terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, dekat kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas PUPR Kabupaten Wonosobo mewakili Bupati, serta para tokoh ulama dan perwakilan organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Dewan Masjid Indonesia, Aisyiyah, dan Muslimat NU.
Dalam ceramahnya, Din Syamsuddin mengapresiasi semangat masyarakat Dusun Deles yang tetap merayakan Tahun Baru Hijriyah secara meriah di tengah minimnya peringatan serupa di berbagai tempat. Ia menilai momen ini sebagai kesempatan penting untuk mendorong transformasi moral dan budaya di tengah krisis integritas bangsa.
“Budaya bobrok seperti korupsi, kolusi, kebohongan, ketidakadilan, dan kekerasan telah menjadi malapetaka nasional. Jika tidak segera diatasi, Indonesia bisa menjadi negara gagal, sebagaimana pernah diperingatkan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto pada 2018,” ujar Din.
Menurutnya, umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk tidak berdiam diri terhadap berbagai kemungkaran. Momentum Tahun Baru Hijriyah harus dijadikan titik tolak hijrah rohaniah dan sosial — bukan sekadar jargon “Revolusi Mental” yang tanpa implementasi nyata.
“Budaya mabruk adalah budaya yang menumbuhkan kejujuran, keadilan, kerja keras, kerja sama, dan penolakan terhadap kerakusan serta perolehan kekayaan secara tidak sah,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa budaya mabruk merupakan sinergi antara anugerah Allah kepada bangsa Indonesia dan kebaikan tambahan yang diberikan karena bangsa ini menjalankan nilai-nilai ilahi. Untuk mewujudkannya, Din menekankan pentingnya persatuan, terutama antara organisasi besar Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
“Saya sangat bangga dan terharu melihat kebersamaan umat Islam lintas organisasi di Dusun Deles ini. Acara ini dikawal bersama oleh Kokam Pemuda Muhammadiyah dan Banser GP Ansor — bahkan saya disambut oleh jip keduanya saat memasuki dusun. Ini contoh persatuan yang patut ditiru di daerah-daerah lain,” pungkas Din Syamsuddin yang juga pernah aktif di IPNU Sumbawa saat remaja.