banner 728x250

RI Ekspor Kertas Ratusan Triliun, Tapi Garamnya Harus Impor?

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika (Foto dok Kemenperin)

ABNnews – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus ngebut menjaga pasokan garam industri demi menopang produksi di sektor pulp dan kertas. Sektor ini lagi moncer, bahkan jadi salah satu penyumbang devisa besar buat RI.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyebut garam industri krusial buat proses Chlor-Alkali CAP yang hasilkan klorin, NaOH, dan hidrogen.

“Zat kimia dasar ini penting banget untuk bleaching, pemecahan serat kayu, kontrol pH, sampai pembentukan produk akhir,” jelasnya, Rabu (25/6/2025).

Data Februari 2025 mencatat, ekspor sektor pulp dan kertas tembus USD 8,09 miliar. Rinciannya: pulp USD 3,56 miliar dan kertas USD 4,44 miliar.

Bukan cuma cuan, sektor ini juga nyedot banyak tenaga kerja. “Langsung serap 288 ribu orang, belum lagi 1,2 juta tenaga kerja tak langsung,” lanjut Putu.

Tapi di balik performa kinclong ini, ada satu masalah klasik: pasokan garam industri dalam negeri belum cukup. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) pun angkat suara.

“Garam industri itu bukan cuma bahan tambahan, tapi vital buat produksi. Dan sayangnya, dalam negeri belum bisa supply dengan kualitas dan kuantitas yang stabil,” ujar Wakil Ketua APKI, Irsyal Yasman.

Irsyal mengungkap, industri pulp dan kertas butuh 760 ribu ton garam industri per tahun, dengan spesifikasi teknis super ketat: natrium klorida minimal 97%, kadar air maksimal 2,5%, kalsium maksimal 0,045%, dan magnesium maksimal 0,026%.

APKI berharap pemerintah hadir memfasilitasi kebutuhan ini, demi jaga keberlangsungan industri yang punya multiplier effect besar ke perekonomian nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *