ABNnews – “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An Nahl: 53)
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kamu tertimpa musibah, janganlah berkata: seandainya saya melakukan ini dan itu, niscaya menjadi begini dan begitu, melainkan katakanlah: Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki, Dia kerjakan. Sebab sesungguhnya perkataan ‘lau’ (seandainya) itu membuka perbuatan syaitan.”
Adakalanya kita pernah mendengar atau membaca seseorang yang menyalahkan Allah SWT karena mendapat musibah. Misalnya dirampok, alami kecelakaan, dililit utang karena kesulitan ekonomi.
Lalu dia bertanya, “mengapa Allah menciptakan dan menghukum manusia hanya untuk diberikan hidup yang susah dan menyedihkan? Bukankah jika begitu artinya Allah jahat? Apa yang harus saya lakukan untuk kembali yakin pada Allah?”
Saudaraku, apapun kesulitan yang sedang kita rasakan saat ini, sesungguhnya hanya Allah saja yang mampu menghapuskannya. Lalu, kenapa menyalahkan Allah padahal Dia-lah yang mampu menunjukkan jalan keluar dari tiap permasalahan?
Tentu saja untuk menghadapi semua cobaan perlu sabar, tawakkal, dan berbaik sangka terhadap Allah. Jika menghadapi musibah lebih baik mengucapkan “qadarullah wama syaa’ fa’al” (takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan).
Menyalahkan Allah atau takdir atas suatu musibah adalah tindakan yang tidak pantas dan bertentangan dengan ajaran Islam. Juga menunjukkan ketidakpercayaan dan ketidakridhaan akan takdir-Nya. Sebaliknya, umat Islam diajarkan untuk bersabar, berpasrah diri (tawakkal), dan bersyukur atas segala ketentuan Allah.
Selain itu kita harus Qanaah, artinya sifat puas dan ridha atas takdir Allah, sedangkan ridha adalah menerima segala ketentuan-Nya dengan lapang dada.
Musibah yang menimpa manusia dapat menjadi ujian untuk menguji kesabaran, ketawakkalan, dan keimanan seseorang kepada Allah.
Takdir adalah ketentuan Allah.
Itulah sebabnya ketika menghadapi musibah, umat Islam perlu tawakkal atau berpasrah diri kepada kehendak Allah, serta percaya bahwa Allah Maha Mengetahui segala hal.
Sikap yang tepat saat menghadapi musibah adalah sabar dan tawakkal serta tetap beriman kepada Allah. Wallohu a’lambishshawab/ H. Ali Akbar Soleman Batubara.